KAPAN MENGGUNAKAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF?
Kapan
saya harus menggunakan metode penelitian kuantitatif?
Pertanyaan
tersebut ada;ah pertanyaan dasar memilih metode penelitian, apalagi ketika
masih banyak hal yang yang tidak bisa dimengerti atas metode tersebut. Kapan
menggunakan metode penelitian kuantitatif? Jawaban untuk pertanyaan tersebut
bukanlah mudah. Kesulitannya adalah mengapa dan kapan, apakah tidak ada metode
lain.
Menurut
salah seorang ahli Swanson dan Holton mengatakan, para peneliti mengumpulkan
data untuk untuk dua alasan dasar? Untuk memahami fenomena lebih baik dalam
suatu kelompok tertentu yang dipelajari, dan untuk membuat inferensi tentang
kelompok yang lebih besar melebihi yang dipelajari. Sejalan dengan itu, teknik
kuantitatif adalah secara khusus bisa digunakan ketika mempelajari kelompok
besar dari orang dan pembuatan generalisasi dari sampel yang dipelajari ke
kelompok lebih besar.
Ketika
ada pertanyaan, kapan metode kuantitatif digunakan maka ditemukan jawabannya
dari seorang ahli yaitu Craswell, untuk memilih apakah akan menggunakan metode
penelitian kuantitatif maka masalah penelitian adalah, paradigma, strategi,
metode, pengalaman pribadi, kemampuan, semua hal tersebut turut mempengaruhi
dalam memilih metode tersebut.
- Dari masalah penelitian yang sudah ada, jika mengharuskan identifikasi, faktor-faktor mempengaruhi hasil yang ada, pemahaman prediksi penelitian. Pendekatan ini juga layak digunakan untuk menguji teori dan hipotesis.
- Dari paradigma, jika peneliti menganggap bahwa sebab sangat mungkin menentukan akibat atau hasil akhir, maka pendekatan kuantitatif menjadi yang terbaik digunakan seorang peneliti. Paradigma tersebut harus sesuai dengan sejarah dan aturan main dalam meneliti.
- Dari strategi penelitian. Jika seorang peneliti menggunakan metode penelitian dengan cara survei, misalnya yang berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan sikap atau opini dari populasi yang ada dalam suatu wilayah dengan meneliti beberapa sampel dari populasi tersebut, jadi yang terbaik adalah kuantitatif.
- Dari metode penelitian (pengumpulan data dan analisis data). Jika data tersebut membutuhkan instrumen dan menganalisis jenis data numerik. Serta menafsirkan hal-hal yang berhubungan langsung dengan kecenderungan yang ada dalam penelitian, maka pendekatan kuantitatiflah yang terbaik.
- Oleh karena itu kuantitatif secara esensial adalah teknik pengumpulan data numerik untuk menjelaskan satu fenomena tertentu, maka pertanyaan yang rasanya serta merta cocok untuk dijawab dengan metode penelitian kuantitatif adalah: pertanyaan “who”, “what”, “where”, “how many”, dan “how much”. Pertanyaan itu cocok untuk dijawab melalui survei deskriptif. Sedangkan pertanyaan “how much”, “how far”, “to what extent” dan “why”, paling cocok digunakan adalah survei eksplatori kuantitatif.
Kapan
penliti tidak harus menggunakan metode penelitian kuantitatif Sukamolson
sebagaimana dikutip oleh Vanderstoep dan Johnston mengatakan, ada tipe
pertanyaan lain yang tidak cocok dengan metode kuantitatif:
- Situasi pertama di mana penelitian
kuantitatif akan gagal pada saat peneliti ingin mendalami sebuah
penelitian yang lebih dalam. Penelitian kuantitatif tidak akan cocok
ketika seorang peneliti ingin mendalami sebuah masalah, hanya saja metode
kuantitatif hanya cocok sebuah
populasi besar. Untuk masuk ke masalah dan menjelaskan masalah secara yang
mendalam adalah dengan metode etnografi, wawancara mendalam dan metode kualitatif lainnya.
- Peneliti harus tahu bahwa metode
penelitian kuantitatif kurang cocok untuk membangun hipotesis dan membangun teori. Hipotesis dan teori bisa diuji melalui satu literatur.
- Apabila kasus yang ingin dipelajari
adalah secara khusus kompleks,
studi kualitatif in-depth akan
lebih cocok dibandingkan dengan kuantitatif.
- Akhirnya, meskipun metode kuantitatif
adalah yang terbaik untuk mencari sebab dan akibat, metode kualitatif
lebih cocok untuk melihat makna dan suatu kejadian atau peristiwa tertentu.
Sumber:
Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Ulber Siahaan, 2015)
Tags : Metopel