Degradasi Lingkungan Hidup
Degradasi atau penurunan kualitas
lingkungan hidup merugikan kehidupan manusia. Degradasi lingkungan hidup
disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu alam dan manusia. Faktor alam yang
menyebabkan degradasi lingkungan tidak dapat diprediksi dan dihindarkan oleh
manusia sepenuhnya.
Faktor alam ini misalnya gempa bumi, gunung meletus, tsunami, angin topan,
wabah penyakit, kekeringan, dan kebakaran. Sedang faktor manusia yang
menyebabkan degradasi lingkungan sepenuhnya tergantung usaha manusia dalam
mengendalikan kegiatannya, termasuk dalam mengelola lingkungan hidup.
Degradasi lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia mendorong
terjadinya tanah longsor, banjir, pencemaran lingkungan, serta kecelakaan
industri dan kimia. Degradasi lingkungan ini mengakibatkan banyak kerugian
seperti kerusakan fisik, korban jiwa, timbulnya penyakit, perubahan iklim, dan
kelaparan.
1. Degradasi Lingkungan Hidup Akibat Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan pergerakan massa tanah dan bebatuan ke daerah bawah
yang disebabkan oleh peningkatan kandungan air dalam tanah, hilangnya perekat
agregat tanah, pertambahan beban tanah, erosi air, daya gravitasi dan perubahan
kemiringan lereng oleh kegiatan manusia. Bencana tanah longsor biasanya terjadi
bersamaan dengan banjir.
Hampir setiap tahun bencana tanah longsor terjadi di Indonesia, terutama di
wilayah perbukitan yang memiliki lereng curam dan wilayah yang mengalami
penggundulan lahan. Sebagai contoh bencana tanah longsor dan banjir di
Trenggalek, Jawa Timur yang terjadi pada tanggal 20 April 2006. Penyebab
bencana ini adalah penggundulan lahan hutan seluas 22.500 hektare oleh kegiatan
penebangan hutan sepanjang tahun 1999-2005. Kerusakan fisik dan korban jiwa
terenggut dengan bencana ini.
a. Kerusakan Fisik
Rumah, bangunan, jalan, dan semua yang berada di jalur tanah longsor akan
rusak. Reruntuhan tanah, batuan, dan juga air menimpa daerah di bawahnya dan
menutup jalan, jalur komunikasi, dan saluran air. Pengaruh tidak langsung dari
tanah longsor adalah penurunan produktivitas lahan, nilai bangunan, dan
infrastruktur.
b. Korban Jiwa
Selain kerusakan fisik, tanah longsor mengakibatkan kematian. Reruntuhan
puing-puing dan massa tanah serta aliran lumpur dapat menimpa penduduk dan
mengakibatkan kematian.
2. Degradasi Lingkungan Hidup Akibat Banjir
Fenomena banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, luapan air sungai,
dan pasang naik air laut. Sering kali kejadian banjir dipengaruhi oleh kegiatan
manusia seperti penggundulan hutan, pembangunan permukiman dan gedung, serta
pembuangan sampah di saluran-saluran air.
Banjir yang terjadi pada 20 April 2024 di wilayah Trenggalek, Jawa Timur
adalah banjir bandang yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Ngasinan yang
membelah Kota Trenggalek. Luapan Sungai Ngasinan berasal dari peningkatan
limpasan di daerah hulu karena penggundulan hutan dan hujan deras. Banjir
bandang ini menewaskan 13 orang, merendam 53 desa, dan 4.953 hektare sawah,
serta merusakkan sejumlah bangunan.
Bencana banjir sering melanda wilayah yang luas sehingga sangat merugikan
penduduk. Kerugian akibat banjir di antaranya sebagai berikut.
a. Kerusakan Fisik
Rumah, gedung, dan bangunan rusak karena pengikisan dan penggenangan air.
Lahan juga menjadi tidak produktif. Lapisan tanah dan batuan terkikis aliran
air sehingga mengubah bentuk permukaan Bumi. Kerusakan atau kerugian akibat
banjir di daerah lembah lebih besar dibanding di dataran.
b. Korban Jiwa dan Penyakit
Banjir mampu menenggelamkan harta benda dan penduduk, termasuk hewan
ternak. Korban banjir sering hanyut terbawa aliran air dan ditemukan terkubur
endapan banjir. Jumlah korban yang luka serius biasanya hanya sedikit. Selain
korban kematian, banjir dapat menimbulkan wabah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri atau virus seperti diare, muntaber, malaria, dan infeksi.
c. Persediaan Air Bersih
Banjir identik dengan air yang melimpah. Hanya saja, air yang melimpah itu
bukan merupakan air bersih sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Daerah yang
kebanjiran sering kekurangan persediaan air bersih karena sumur-sumur dan
sumber air lain terkontaminasi.
d. Persediaan Pangan
Di daerah yang dilanda banjir mengalami penggenangan berhari-hari, bahkan
berminggu-minggu. Kejadian tersebut menyebabkan tanaman pangan seperti padi
akan terendam dan mati, sehingga gagal panen. Benih, alat-alat pertanian, dan hewan-hewan
ternak juga hilang. Keadaan ini menjadikan persediaan pangan di daerah yang
kebanjiran menipis dan kekurangan pangan.
3. Degradasi Lingkungan
Hidup Akibat Pencemaran Lingkungan
Fenomena pencemaran lingkungan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan
kualitas lingkungan hidup sehingga lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran lingkungan terjadi karena masuknya zat,
energi, organisme, dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia. Beberapa jenis pencemaran dan penyebabnya sebagai berikut.
Zat pencemar atau polutan penyebab pencemaran udara antara lain sulfur
dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb)
yang berasal dari industri dan alat transportasi kendaraan bermotor.
b. Pencemaran Laut
Pencemaran laut disebabkan oleh zat pencemar antara lain tumpahan minyak,
limbah cair industri, sampah rumah tangga, sampah laut, dan zat radioaktif yang
tercecer di laut.
c. Pencemaran Air Tawar
Pencemaran air tawar disebabkan oleh zat pencemar antara lain limbah
manusia dan rumah tangga, limbah cair industri, pestisida, pupuk kimia, serta
sedimen hasil erosi.
d. Pemanasan Global
Pemanasan global disebabkan oleh zat pencemar antara lain karbon dioksida
(CO2) dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan kebakaran hutan, serta gas
metana (CH4) dari kotoran ternak
.
e. Penipisan Ozon
Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh zat pencemar antara lain
Klorofluorokarbon/KFK (Chlorofluorocarbon/CFC). Gas ini akan menipiskan lapisan
ozon bila lepas ke atmosfer. Penipisan ozon mengakibatkan sinar ultraviolet
dari matahari mudah mengenai permukaan Bumi.
Contoh pencemaran laut yang penting di Indonesia dan telah menjadi
perbincangan banyak kalangan adalah pencemaran Teluk Buyat, Sulawesi Utara.
Pencemaran perairan Teluk Buyat disebabkan oleh pembuangan tailing (lumpur sisa
penambangan) dari penambangan emas PT Newmont Minahasa. Perairan Teluk Buyat
tercemar zat kimia arsenik (As) dan merkuri (Hg). Akibatnya, organisme laut
seperti plankton, bentos, dan ikan-ikan turut tercemar.
Pencemaran lingkungan hidup menyebabkan perubahan fisik dan hayati,
sehingga lingkungan tidak berfungsi. Kerusakan atau kerugian yang diakibatkan
pencemaran lingkungan sebagai berikut.
a. Akibat pencemaran udara
Pencemaran udara dapat merusak tanaman pertanian, hutan, sistem air, bangunan,
dan kesehatan manusia.
b. Akibat pencemaran air
Pencemaran air dapat menyebarkan penyakit, merusak organisme perairan, dan
menyebarkan bahan kimia ke lingkungan hidup sehingga berpengaruh pada manusia,
hewan, dan kehidupan perairan.
c. Akibat pemanasan global
Pemanasan global membuat permukaan laut naik, suhu permukaan Bumi
meningkat, dan perubahan iklim.
d. Akibat penipisan ozon
Penipisan ozon dapat menyebabk
an kanker kulit dan katarak, merusak kehidupan laut, dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.
an kanker kulit dan katarak, merusak kehidupan laut, dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.
4 Degradasi Lingkungan
Hidup Akibat Penggundulan Hutan
Fenomena penggundulan hutan (deforestation) makin marak terjadi di
Indonesia beberapa tahun terakhir. Diperkirakan hutan seluas 1,6 juta hektar
hilang atau menjadi gundul setiap tahun di negara kita. Keadaan ini tentu
memengaruhi fungsi hutan hujan tropis sebagai ”payung raksasa” dan daerah
resapan air. Terjadinya penggundulan hutan didorong oleh peningkatan kegiatan pembalakan,
perluasan lahan pertanian, pembukaan lahan baru, dan pengumpulan kayu bakar.
Penggundulan hutan telah mengancam kelestarian lingkungan hutan.
Menyebabkan hasil hutan baik primer dan sekunder hilang seperti tanaman kayu,
obat-obatan, dan buah-buahan, serta berbagai jenis hewan. Penggundulan hutan
dapat menyebabkan kejadian sebagai berikut.
a. Banjir
Penggundulan hutan di dataran tinggi dan lereng pegunungan memacu timbulnya
banjir besar di daerah bawah. Selain itu, hutan yang gundul dapat menyebabkan
penurunan debit air sungai, pengeringan mata air di musim kemarau, dan
peningkatan sedimen erosi di sungai.
b. Erosi Tanah
Hutan gundul tanpa vegetasi yang menutupi permukaan tanah menyebabkan erosi
tanah sehingga menurunkan kesuburan dan produktivitas tanah.
c. Kekeringan
Penebangan pohon-pohon di hutan berarti telah menghilangkan tutupan daun
(kanopi) dan merusak perakaran. Keadaan ini mengurangi tingkat kelembapan tanah
dan curah hujan sehingga dapat menimbulkan kekeringan.
d. Pencemaran Lingkungan
Penggundulan hutan mengurangi penyerapan karbon dioksida (CO2) oleh
vegetasi dan meningkatkan kontaminasi tanah dan air. Pembakaran hutan dan
pembusukan pepohonan sisa penebangan hutan menghasilkan karbon dioksida yang
dilepas ke udara, dan dapat meningkatkan pemanasan global.
e. Kelaparan
Erosi tanah mudah terjadi pada lahan hutan yang gundul. Erosi tanah
berlangsung lebih intensif pada lahan gundul yang miring. Pada lahan gundul,
produktivitas lahan menurun sehingga secara ekonomis tidak menghasilkan panen.
Akibatnya, penduduk sekitar hutan gundul mengalami kelaparan.
5 Degradasi Lingkungan
Hidup Akibat Penggersangan Lahan (Desertification)
Lahan gersang menyebabkan penurunan produktivitas lahan, jenis hewan, dan
jenis tumbuhan yang hidup di dalamnya. Lahan gersang dapat terjadi karena
kondisi iklim yang tidak kondusif, misalnya curah hujan rendah dan temperatur
udara tinggi.
Penggersangan lahan (desertification) dapat juga disebabkan oleh praktik-praktik pemanfaatan lahan yang buruk seperti penanaman yang kontinu sepanjang tahun, penanaman dengan jarak tanaman yang rapat, serta praktik irigasi yang jelek. Kerugian akibat penggersangan lahan adalah produktivitas turun, kekeringan, dan ancaman kelaparan.
Penggersangan lahan (desertification) dapat juga disebabkan oleh praktik-praktik pemanfaatan lahan yang buruk seperti penanaman yang kontinu sepanjang tahun, penanaman dengan jarak tanaman yang rapat, serta praktik irigasi yang jelek. Kerugian akibat penggersangan lahan adalah produktivitas turun, kekeringan, dan ancaman kelaparan.
6. Degradasi Lingkungan
Hidup Akibat Kecelakaan Industri dan Kimia
Fenomena bencana yang ditimbulkan oleh kecelakaan industri dan kimia dapat
berupa ledakan pabrik atau fasilitas penyimpanan zat kimia, kecelakaan pada
saat pengiriman bahan kimia, kontaminasi makanan/minuman oleh bahan kimia,
kecerobohan pengolahan limbah beracun, serta kegagalan sistem teknologi dan
rancangan keamanan pabrik. Bencana yang disebabkan kecelakaan industri dan
kimia pernah terjadi di Chernobyl, Ukraina, Eropa.
Bencana ini berupa meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir dan menjadi kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah umat manusia. Kecelakaan terjadi pada 26 April 2024 dan menewaskan 31 orang. Sebanyak lebih dari 130 ribu orang yang tinggal di sekitar pusat pembangkit listrik tersebut sampai saat ini berisiko mati karena penyakit kanker.
Bencana ini berupa meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir dan menjadi kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah umat manusia. Kecelakaan terjadi pada 26 April 2024 dan menewaskan 31 orang. Sebanyak lebih dari 130 ribu orang yang tinggal di sekitar pusat pembangkit listrik tersebut sampai saat ini berisiko mati karena penyakit kanker.
Pasokan pangan ke seluruh Eropa terkontaminasi awan radiasi yang bertiup
sampai Eropa Barat seperti negara Inggris. Banyak negara menutup impor bahan
pangan dari negara yang tercemar oleh radiasi nuklir untuk mengurangi risiko
kesehatan penduduknya.
Kecelakaan industri dan kimia dapat mengakibatkan kerugian sebagai berikut.
a. Kerusakan Fisik
Kecelakaan industri dan kimia dapat menimbulkan kerusakan fisik seperti
kerusakan bangunan atau infrastruktur, kendaraan, dan lingkungan sekitar tempat
kecelakaan.
b. Korban
Kecelakaan industri dan kimia dapat menimbulkan kematian dan melukai banyak
orang. Orang-orang yang luka ini harus segera memerlukan perawatan.
Kontaminasi udara, air, lahan, hewan, dan tumbuhan dapat ditimbulkan oleh
kecelakaan industri dan kimia. Kecelakaan kimia seperti ledakan nuklir sangat
membahayakan karena dampaknya mencakup daerah yang luas dan berkepanjangan.
Daerah yang mengalami kecelakaan n
Tags : Jurnal Sosiologi