Makalah: Otomatisasi dan Mekanisasi Dewasa Ini
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan kuasa-Nya,
penulis telah bisa menyelesaikan karya ini dengan kerja keras dan sungguh
menguras nalar dan akal budi. Adapun lomba karya tulis ilmiah ini yang diadakan
UKMI Al-Khuwarizmi Fasilkom TI-USU, penulis sendiri mengambil tema Teknologi
Sebagai Solusi Permasalah Lingkungan dalam Bidang Sosial-Budaya sebagai acuan
dalam menyelesaikan karya ini.
Kami
telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian karya dengan penuh
tanggung dan akan mempertanggunjawabkan tulisan ini saat presentasi, jika kami
lolos dalam seleseksi selanjutnya. Kami telah melakukan diskusi yang mendalam (in-depth) atas teori-teori (dengan
disipi contoh dan ilustrasi) dan mengapliktifkan tulisan ini, secara khusus
bidang sosial-budaya.
Untuk
sebagian besar karya ini tumbuh dari pengalaman mengamati lingkungan di sekitar
dan pemahaman tentang teknologi. Soren Kierkegard mengatakan “ People almost never use the freedom they
have, for example, freedom of thought, by way conpensation the demand freedom
of expression instead”. Hanya dengan melalui tulisam, kami bisa menyampaikan
kemerdekaan berpikir yang dianugerahi Tuhan kapada kami.
Tak ada gading yang tak
retak, tak ada mawar yang tak berduri. Tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan. Saran-saran perbaikan
senantiasa diterima.
Mudah-mudahan tulisan
ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis tentunya. Amin.
Medan, Desember 2015
Penulis
Logos
Menjadi Teknologos
Sejak
dari filsafat Yunani klasik, kebudayaan dan peradaban Barat dituntun oleh
nalar-akal budi yang mencari jawaban dari berbagai persoalan yang mengitari
hidup manusia. Seluruh pencarian dan permenungan filosofis klasik bergulat
dengan persoalan mengenai prinsip, penyebab, dan alasn dari segala yang ada.
Nalar ingin menemukan sesuatu yang kokoh, tetap, dan absolut di balik semua
benda yang selalu berubah.
Dalam
masa teknologis, ada benang merah yang mengaitkan dominasi perangkat teknis
atas alam raya dan nasib manusia. Alam yang diolah menjadi produk yang akan
menguasai, mengontrol, dan menjadi ukuran menilai kegagalan maupun kesuksesan,
peran, dan fungsi, martabat dan jati diri individu dalam hidup bersama. Penemuan
sebab, prinsip, dan hukum yang mendasari dan mengatur fenomena tidak hanya
berhenti sebagai informasi atau materi studi sekolah dan universitas dan bukan
pula sekedar pengetahuan yang membeku dalam rumusan teori, buku, dan
perpustakaan. Beraneka macam penemuan tentang sebab dan hukum alam terus
dipelajari, dikembangkan, diuji coba di laboratorium. Menggerakkan dan mengatur
benda alam dipindahkan dan diwujudkan menjadi sebab, prinsip, dan hukum mesin.
Era baru telah dimulai dan logos menjadi
teknologos.
Era
teknologi merupkan satu keharusan sejarah dan mengungkapkan buah karya dari
perkembangan dan perwujudan daya nalar. Selain itu, teknologi merupakan akibat
langsung dari kewajiban manusia untuk bertahan hidup di tengah kerapuhan
menyesuaikan diri secara langsung dengan alam. Asal usul teknologi dengan
bernas dan padat “kebutuhan merupakan ibu dari segala penemuan”. Di mana pun
dan sampai kapan pun, manusia senantiasa memerlukan sarana dan prasarana yang
dapat mempermudah dan mendukungnya, guna memenuhi semua kebutuhan hidupnya,
menjinakkan keliaran dan keganasan alam. Teknologi sudah terukir dalam pikiran
manusia sebagai makhluk yang berkebutuhan. Jadi pada hakikatnya perubahan
dinamis dari skema ontologos kepada
skema logos kepasa skema logos ke technologos
Otomatisasi dan Mekanisasi
Pemanfaatan teknologi secara gencar di
segala bidang kehidupan merupakan realitas harian. Dewasa ini, hampir tidak ada
lagi daerah yang terturup atau menutup diri dari pengaruh teknologi. Penduduk
yang hidup di belantara Amazon, di tengah rimba Kalimantan dan Papua maupun di
padang gurun Sahara dan di pedalaman Afrika ditemani radio dan televisi,
telepon biasa dan seluler, mobil dan aneka perangkat teknologi yang lain. Siang
dan malam mereka menikmati siaran radio dan televisi yang ada, berkomunikasi
dengan telepon seluler dan internet serta mengambil alih nilai yang ditawarkan
oleh media komunikasi tanpa banyak tanya. Pikiran teknologi berhasil menyebar
luas di seantero dunia.
Dampak
langsung yang timbul dari pikiran teknologi adalah pembentukan realitas
teknologi dalam masyarakat. Teknologi menjadi bagian integral dari hidup warga
dan berperan sebagai ukuran penilaian dalam menjalin hubungan, pergaulan, dan
pekerjaan. Kelengketan dengan teknologi menciptakan sikap tergantung,
ketergantungan yang dicuptakan secara sengaja. Ibarat seorang yang mulai
mengkomsumsi narkoba, makin lama semakin kecanduan, demikian pemakai dan
penikmat teknologi. Tanpa semua perangkat teknis, hidup individu seakan tanpa
daya dan makna. Teknologi menguasai manusia secara mutlak dan menyeluruh.
Persoalan
yang hakiki yang muncul adalah ketergantungan atau kecanduan terhadap teknologi
itu mengungkapkan apa? Realitas teknologis membawa serta prinsip, hukum, dan
ukuran nilai yang berciri teknis. Dari sekian prinsip, hukum, dan ukuran nilai
teknologi yang dipaksakan adalah otomatisasi dan mekanisasi.
Otomatisasi
merujuk pada kerja mesin yang bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia
(otomatis). Otomatisasi merupakan penerapan prinsip kerja mesin yang
berlangsung mandiri ke dalam kesadaran manusia supaya menghasilkan
tindak-tanduk dan aktivitas yang spontan atau mengalir begitu saja.
Secara
sederhana, mekanisasi mengacu pada hukum gerak dari berbagai elemen yang
menyusun benda atau organisasi sebagai keseluruhan (mekanika) ruang dan waktu.
Mekanisasi merupakan pengalihan pola gerak yang menghubungkan bagian yang satu
dengan bagian yang lain dalam benda atau organisme secara seirama dan serentak
ke dalam pikiran individu yang menghasilkan rasa ketergantungan pada sistem
sebagai keseluruhan.
Tags : Jurnal Sosiologi