-->

Maret 11, 2016

Analisis Teori Pembangunan di Indonesia


Teori-teori pembangunan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teori modernisasi, tahap dependensi, teori sistem dunia. Pada tahap pertama, muncul teori modernisasi. Teori ini muncul di Amerika Serikat yang mengaplikasikannya dalam program Marshal Plan.Teori modern dibagi menjadi teori modern klasik dan teori modern baru.



·       Teori modern klasik memberikan pembenaran mengenai hubungan yang bertolak belakang antara masyarakat tradisional dan modern. Teori ini menyoroti bahwa negara dunia ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. Teori ini memberikan saran bahwa negara-negara berkembang harus meninggalkan nilai-nilai tradisionalnya agar dapat keluar dari berbagai permasalahan, seperti kemiskinan. Teori ini juga menilai ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga. Satu hal yang menonjol dari teori modernisasi klasik ini adalah, modernisasi lebih menekankan faktor internal sebagai akibat dari masalah dalam masyarakat itu sendiri.

·       Teori modern baru kemudian mengkritik seluruh jawaban dari teori modernisasi klasik. Hal ini dikarenakan teori modernisasi klasik terlalu berorientasi ke Barat, terlalu optimis, mensahkan dominasi Barat di dunia ketiga, dan menolak tradisi. Teori modern baru ini berasumsi bahwa tradisi dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi.

·   Karena pola pembangunan ini tidak memberi kepuasan, maka kemudian lahir teori ketergantungan/dependensi, yang memiliki sisi pandang dari negara- negara dunia ketiga yang berada dalam posisi tergantung terhadap negara-negara maju. Teori dependensi menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Teori ini mewakili suara negara-negara pinggiran untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya, dan intelektual dari negara maju. Teori ini menyatakan bahwa karena sentuhan modernisasi itulah negara-negara dunia ketiga kemudian mengalami kemunduran (keterbelakangan). Secara ekstrim, dikatakan bahwa kemajuan atau kemakmuran dari negara-negara maju pada kenyataannya menyebabkan keterbelakangan dari negara-negara lainnya. Hal ini dilihat dari kegagalan program dari Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin (KEPBBAL) pada awal 1960-an. Program ini dimulai tahun 1950-an saat banyak negara Amerika Latin menerapkan strategi pembangunan yang menitikberatkan pada proses industrialisasi melalui program Industrialisasi Substitusi Import (ISI). Strategi pembangunan tersebut diterapkan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan. Namun, yang muncul kemudian adalah terjadinya stagnasi ekonomi yang ditandai dengan adanya masalah pengangguran, inflasi, devaluasi, penurunan nilai perdagangan, dan lainnya. Kondisi ini menimbulkan gerakan perlawanan dari rakyat dan tumbangnya pemerintahan di beberapa negara. Secara filosofis, teori dependensi memiliki kehendak untuk meninjau kembali pengertian dari pembangunan. Pembangunan tidak tepat untuk diartikan sebagai sekedar proses industrialisasi, peningkatan output, dan peningkatan produktivitas. Bagi teori dependensi, pembangunan lebih tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk di negara Dunia Ketiga. Dengan kata lain, pembangunan tidak sekedar pelaksanaan program yang melayani kepentingan elit dan penduduk perkotaan, tetapi lebih merupakan program yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk pedesaan, para pencari kerja, dan kelas sosial lainnya yang membutuhkan bantuan.


·  Teori terakhir adalah teori sistem dunia. Teori ini memiliki pandangan bahwa dunia merupakan sebuah sistem yang sangat kuat yang mencakup seluruh negara di dunia, yaitu sistem kapitalisme. Di dalam teori ini, adanya bentuk hubungan negara dalam sistem dunia yang terbagi dalam tiga bentuk negara, yaitu negara sentral, negara semi pinggiran, dan negara pinggiran. Ketiga bentuk negara tersebut terlibat dalam hubungan yang harmonis secara ekonomis dan kesemuanya memiliki tujuan untuk menuju pada bentuk negara sentral yang mapan secara ekonomi. Perubahan status negara pinggiran menuju negara semi pinggiran ditentukan oleh keberhasilan negara pinggiran dalam melaksanakan salah satu strategi pembangunan, yaitu strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, strategi promosi dengan undangan, dan strategi berdiri di atas kaki sendiri. Sedangkan upaya negara semi pinggiran menuju negara sentral bergantung pada kemampuan negara semi pinggiran dalam melakukan perluasan pasar serta pengenalan teknologi modern. Selain itu, juga memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar internasional melalui perang harga dan kualitas.
Sumber:

Suwarsono, Alvyn Y. So. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: Pustaka LP3E

Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk memajukan, mensejahterakan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan seringkali diarahkan pada pertumbuhan di bidang ekonomi atau kemajuan material. Namun pada kenyataannya, pembangunan di bidang ekonomi saja belum cukup untuk memajukan kualitas hidup masyarakat, karena malah menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan akibat kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi sumber, kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam, dan lain-lain. Masyarakat harus mampu mengelola sumber dayanya secara mandiri, sehingga pembangunan di bidang sosial pun perlu dilaksanakan.


Dari penjelasan masing-masing teori pembangunan tersebut, teori modernisasi tidak cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan konsep pembangunan masyarakat dengan teori modernisasi ini kurang mendasar pada masyarakat Indonesia. Modernisasi identik dengan pertumbuhan ekonomi, dan melupakan budaya yang membangun kehidupan masyarakat. Masyarakat menerima berbagai perubahan di dalam kehidupannya sebagai akibat dari modernisasi, seperti gaya hidup, fasilitas-fasilitas modern seperti mall, diskotik, cafe, dan lain sebagainya. Sementara di tengah-tengah perubahan yang terjadi, masyarakat belum mampu untuk meninggalkan bentuk-bentuk tradisi lamanya. Akibatnya, timbul ketimpangan sosial dalam masyarakat tersebut.


Menurut teori modernisasi, masyarakat Indonesia pada umumnya belum siap untuk melakukan pembangunan secara menyeluruh. Proses pembangunan terhambat oleh nilai-nilai budaya dan mentalitas masyarakat Indonesia, seperti nilai budaya yang tidak mementingkan mutu atau prestasi, tidak mampu meninggalkan otoritas tradisinya, menganggap hidup selaras dengan alam sehingga timbul konsep tentang nasib, tidak disiplin, kurang bertanggungjawab, tidak berani menanggung resiko, dan lain-lain. Inilah sebabnya negara Indonesia sebagai negara dunia ketiga mengalami keterbelakangan. Di sini terlihat jelas bahwa teori modernisasi ini tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia.


Teori selanjutnya adalah teori dependensi atau ketergantungan. Jika dikaitkan dengan teori ini, pembangunan di Indonesia bisa saja, yaitu dengan menggantungkan pembiayaannya dari batuan luar negeri, dinama negara pemberi bantuan tersebut dinamakan negara pusat, sebagai modal asing. Pemberian modal asing ini merupakan sesuatu yang diharuskan bagi negara pusat untuk membantu kemajuan Indonesia. Namun, dalam kenyataannya, pemberian bantuan tersebut tidak sejalan dengan tujuan awal yang telah disepakati oleh negara-negara pusat. Pemberian modal asing ini dijadikan sebagai jalan bagi negara-negara maju untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besar dari negara yang mendapat bantuan, seperti Indonesia. Dampak dari konsekuensi dari pemberian bantuan, berupa eksploitasi sumberdaya alam dan pengambilan keuntungan lainnya dari proses pembangunan, menjadikan Indonesia secara perlahan semakin terpuruk kedalam jurang kemiskinan, dikarenakan utang yang membebani semakin banyak.  Kekayaan alam yang melimpah di tanah air Indonesia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, dikarenakan posisi lemah sebagai negara yang memiliki hutang pada negara-negara maju. PT. Freeport di Papua, sebagai contoh, telah megeksploitasi hampir seluruh sumberdaya mineral berharga yang terdeposit di Papua untuk kepentingan negaranya. Ini contoh kerugian besar bagi bangsa Indonesia, akibat dependensi terhadap bantuan luar negeri. Di sini terlihat jelas pula, bahwa teori dependensi ini tidak menguntungkan Indonesia.
Teori yang terakhir adalah teori sistem dunia. Dalam teori ini negara di dunia dibagi atas tiga bentuk negara, yaitu: negara sentral, negara semi pinggiran dan negara pinggiran. Teori ini mengasumsikan hubungan harmonis secara ekonomi yang terjadi di antara negara-negara yang terlibat, yang memberikan kesempatan kepada dua kelompok negara, yaitu semi pinggiran dan pinggiran untuk dapat merubah statusnya menjadi negara sentral yang mapan secara ekonomi. Dalam kajiannya Wahyu Ishardino S., [1], disampaikan bahwa perubahan status negara pinggiran menuju semi pinggian ditentukan oleh keberhasilan negara-negara tersebut melaksanakan strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, dan strategi lainnya dalam proses pembangunannya. Sementara itu, upaya yang harus dilakukan oleh negara semi pinggiran untuk dapat menuju negara sentral, adalah memperluas pasar dengan memperkenalkan teknologi modern, dan mampu mempersaingkan produknya dari segi harga dan kualitas.


Indonesia termasuk dalam kategori mana? Secara umum, Indonesia masih berada dalam kategori negara pinggiran. Karena dari segi kegiatan produksi, hampir 90% bahan bakunya bergantung pada import. Dengan demikian, kemampuan untuk berperang dari segi harga dan kualitas dengan produk luar negeri masih sangat rendah. Pertumbuhan jumlah dan jenis industri yang ada di Indonesia tidak sejalan dengan pertumbuhan kesejahteraan nasional, namun yang terjadi malah sebalilknya. Sektor industri yang tumbuh di Indonesia didominasi oleh perusahaan asing yang mengoperasikan produksinya di Indonesia, dikarenakan ketersediaan bahan dasar (raw materials) yang siap diolah menjadi bahan baku oleh perusahaan mereka sendiri dan rendahnya upah tenga kerja lokal.


Indonesia belum mampu secara mandiri mengolah sumberdaya alamnya menjadi produk antara (intermediate products) dan bahkan produk barang jadi. Konsekuensinya, hampir semua kegiatan produksi masih bergantung pada supply produk luar negeri. Walaupun demikian, dengan teori sistem dunia, Indonesia masih punya harapan untuk mendapatkan peluang lebih baik, yaitu mandiri di sektor bahan baku industri dan tidak hanya bertindak sebagai pasar bagi bertubi-tubinya produk asing datang ke dalam negeri ini. Dengan memperkuat kemampuan pengolahan sumberdaya alam yang ada, melaksanakan regulasi yang kondusif bagi usaha dalam negeri, maka peluang Indonesia dari yang berkategori negara pinggiran dapat bangkit menjadi negara semi pinggiran bahkan menjadi negara sentral yang maju dan berdaulat secara ekonomi.

Dari ketiga teori yang telah dibahas diatas, teori sistem dunia merupakan harapan Indonesia untuk memperoleh peluang mendapatkan posisi yang lebih baik untuk menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik pula.
http://ginakesos.blogspot.com/2014/08/analisis-teori-pembangunan-di-indonesia.html

 

 

 

TEORI-TEORI PEMBANGUNAN


Selama ini terdapat berbagai pendapat  dari berbagai ahli yang menjelaskan factor-fator yang dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan bagaimana factor-faktor tersebut saling berinteraksi.Namun hingga saat ini tidak ada satu teoripun yang bersifat menyeluruh dan lengkap dan merupakan satu-satunya resep baku yang digunakan oleh semua  negara yang membangun. Berbagai negara mengalami permasalahan yang berbeda-beda, proses pertumbuhannyapun berbeda  sehingga suatu teori yang tepat dipakai di suatu negara belum tentu tepat untuk mengatasi kondisi di  negara yang lain.
Berbagai ekonom besar yang melahirkan teori-teori besar itu memiliki pandangan yang tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Pandangan atau persepsi seringkali dipengaruhi oleh ideology yang dianutnya, bisa  pula dipengaruhi oleh berbagai peristiwa  pada waktu ekonom tersebut hidup sehingga aspek yang ditonjolkan dalam teorinya  diberi warna  oleh kecenderungan amatan atau ideologinya.
Secara garis besar teori pertumbuhan ekonomi dapat digolongkan sebagai “mahsab analitis” yang menekankan kepada teori yang bisa mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan konsisten tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan kepada sisi empiris historisnya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah  golongan Klasik, dan Neo Klasik.Yang kedua adalah”mahsab histories”  yang menekankan proses pembangunan didasarkan pada proses pentahapannya.Yang termasuk dalam golongan kedua ini diantaranya Karl Marx dan Rostow. Menurut penggolongan lain, teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan besar yakni aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian.
A. ALIRAN KLASIK
Aliran ini muncul pda akhir abad ke 18 dan awal abad 19 yaitu pada masa Revolusi Industri yang merupakan awal dari perkembangan ekonomi. Menurut Kaum Klasik pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Pada awalnya kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk tetapi akhirnya yang terjadi adalah hal sebaliknya. Akhir dari pacuan yang dimenangkan oleh pertambahan jumlah penduduk tersebut menghasilkan kemandegan ekonomi.Tokoh-tokoh Aliran Klasik tersebut  antara adalah Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Malthus yang masing-masing akan kita bahas berikut ini :
1. ADAM SMITH
Adam Smith adalah ahli Ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang sangat terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations terbit tahun 1776. Ia meyakini berlakunya  ”doktrin hukum alam” dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang paling tahu terhadap kepentingannya sendiri sehingga sebaiknya setiap orang dibebaskan untuk mengejar kepentingannya demi keuntungannya sendiri. Ia penganut  faham perdagangan bebas dan penganjur kebijakan pasar bebas. Pasar persaingan sempurna adalah mekanisme pencipta keseimbangan otomatis yang  akan menciptakan maksimisasi kesejahteraan ekonomi.Menurutnya terdapat tiga unsur pokok sistem produksi, unsur-unsur tersebut adalah:
1.      sumber daya alam yang tersedia
2.      jumlah penduduk
3.      stok barang modal
Jumlah sumber daya alam merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian. Maksudnya jika  sumber daya alam belum digunakan sepenuhnya, jumlah  penduduk dan stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan output.  Tetapi pertumbuhan output akan berhenti jika semua sumber daya alam telah digunakan secara penuh. Sedang sumber daya manusia mempunyai peran yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Besarnya upah cenderung  sama dengan kebutuhan hidup minimum. Jika suatu saat tingkat upah diatas tingkat kebutuhan minimum maka tenaga kerja akan meningkat, persaingan dalam mencari kerja akan lebih tajam hal itu mendorong upah turun lagi sampai pada tingkat upah yang sama dengan besarnya tingkat kebutuhan minimum. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya angkatan kerja sedangkan persaingan para kapitalis  dalam memperebutkan pekerja akan cenderung meningkatkan upah
Stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output, sedang jumlah dan pertumbuhan output tergantung pada pertumbuhan stok modal. Pemupukan modal harus dilakukan sebelum pembagian kerja. Pemupukan modal adalah syarat mutlak untuk pembangunan ekonomi. Pemupukan modal dilakukan dengan cara  menyisihkan pendapatan/ menabung.Hampir seluruh tabungan diperoleh dari penanaman modal atau penyewaan tanah sehingga hanya   kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu menabung sedangkan kelompok pekerja tidak mampu menabung
Titik awal  teori pertumbuhan ekonominya adalah spesialisasi karena dengan spesialisasi akan terjadi
(1) peningkatan ketrampilan pekerja
(2) penghematan waktu dalam memproduksi barang
(3)penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga. Penemuan mesin  sangat erat kaitannya dengan pemupukan modal. Teknologi baru akan akan melahirkan  pembagian kerja dan perluasan pasar..
Smith juga meyakini bahwa dalam kondisi stasioner tingkat upah akan jatuh sampai ke tingkat yang hanya cukup untuk hidup sedang dalam periode pemupukan modal yang cepat tingkat upah naik melebihi tingkat kebutuhan hidup tersebut, selanjutnya menurutnya yang merupakan agen pertumbuhan ekonomi adalah para petani, produsen dan para pengusaha.
Proses pertumbuhan bersifat menggumpal/ kumulatif. Bila timbul kemakmuran akibat kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur dan perniagaan, kemakmuran itu akan medorong pemupukan modal, kemajuan teknik, peningkatan jumlah penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja dan peningkatan keuntungan secara terus menerus.
Jumlah penduduk             Pasar semakin luas             spesialisasi
Tingkat kegiatan ekonomi
Menurut Smith, jika pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terjadi secara kumulatif. Bila pasar berkembang, spesialisasi akan terjadi sehingga meningkatkan produktifitas.Kenaikan pendapatan nasional karena perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Spesialisasi yang lebih tinggi dan pasar yang bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi sehingga perkembangan ekonomi akan berlangsung dan pendapatan per kapita akan bertambah tinggi.Pertumbuhan ekonomi terjadi melakui beberapa tahap yakni :
1.      masa beternak
2.      masa bercocok tanam
3.      perdagangan
4.      industri
Teori Adam Smith tidak luput dari kelemahan, kelemahannya adalah sbb :
1.      Pembagian masyarakat yang dilakukannya terlalu lugas sehingga mengabaikan peranan kelas menengah dalam memberikan daya dorong bagi pembangunan ekonomi.
2.      Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung.  Menurutnya yang dapat menabung hanyalah tuan tanah, kapitalis dan lintah darat, padahal yang sebenarnya golongan lain penerima pendapatan juga dapat melakukan kegiatan menabung.
3.      Persaingan sempurna tidak terdapat di dunia nyata
4.      Mengabaikan peran wiraswasta
5.      Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner
2. DAVID RICARDO
Tulisannya yang terkenal berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang terbit 1917.Teori Ricardo  didasarkan pada asumsi :
a. Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum
b. Factor produksi tanah berlaku law of diminishing return
c. Persediaan tanah tetap
d. Permintaan  gandum bersifat inelastic
e.       Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variable
f.       Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu
g.      Buruh dibayar pada tingkat upah minimal
h.      Harga penawaran buruh tertentu dan tetap
i.        Permintaan buruh tergantung pada pemupukan modal
j.        Terdapat persaingan sempurna
k.      Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Menurutnya terdapat 3 kelompok dalam perekonomian yaitu
1. tuan tanah
2. kapitalis
3. buruh ,dengan demikian keseluruhan pendapatan nasional dibagikan pada 3 kelompok tersebut.
Pemupukan modal merupakan keuntungan sebab keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan untuk pembentukan modal sedangkan pemupukan modal itu sendiri tergantung pada
(a) kemampuan untuk menabung
(b) kemauan untuk menabung.
Kemampuan menabung tergantung pada penghasilan bersih masyarakat,sedang penghasilan bersih tergantung pada tingkat keuntungan dan kenaikan upah. Sumber lain pemupukan modal adalah :
(a) pajak ( sumber pemupukan modal di tangan pemerintah tetapi akan mengurangi   pemupukan modal yang dilakukan swasta sehingga Ricardo tidak menyukai pajak),
(b) tabungan
(c) perdagangan bebas
Ada kecenderungan alamiah bahwa tingkat keuntungan menurun akibat naiknya biaya sewa tanah  sehingga perekonomian negara pada akhirnya mencapai keadaan stasioner. Keadaan stationer atau stationary state adalah  keadaan dimana tidak ada perkembangan ekonomi sama sekali. Hal tersebut terjadi akibat perkembangan penduduk yang cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga  2x lipat dalam satu generasi sehingga akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Pada tingkat ini pekerja akan menerima upah subsisten. Menurut Ricardo proses pertumbuhan ekonomi  yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.  Pada mulanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative bayak sehingga para pengusaha memperoleh keuntunganyang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung pada keuntungan maka laba tinggi menciptakan pembentukan modal yang tinggi pula sehingga mengakibatkan kenaikan produksi dan permintaan tenaga kerja
2. Karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan meningkat maka upah naik yang mendorong pertumbuhan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya rendah sehingga  marjinal produk per pekerja semakin kecil karena semakin banyak pekerja yang digunakan. Hal tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan dan menurunkan permintaan tenaga kerja.
3.   Tingkat upah akan turun sampai tingkat upah subsisten dan kondisi mencapai stationary
state
Adanya kemajuan teknologi menurut Ricardo tetap tidak dapat menghalani terjadinya stationary state tetapi hanya mampu mengundurkan masa terjadinya kedaan stationary tersebut. Keadaan stationary hanya dapat dielakkan apabila tuan tanah bersedia menggunakan sewa tanah yang diterima untuk pembentukan modal
Ada beberapa pandangan  kritis yang dikemukakan  Ricardo yakni :
1.      Ia menekankan pentingnya pembangunan pertanian
2.      menekankan  pentingnya peningkatan keuntungan untuk pemupukan modal
3.      menekankan  pentingnya tabungan
4.      menekankan pentingnya perdagangan luar negeri untuk pemanfaatan sumber daya secara optimum
5.      teorinya bersifat dinamis karena melihat pengaruh perubahan berbagai variable dalam pembangunan ekonomi seperti jumlah penduduk, upah, sewa, keuntungan.
Selain pandangannya yang kritis tentang pembangunan, teori Ricardo memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1.      Mengabaikan pengaruh teknologi dalam mengarasi masalah diminishing return
2.      tidak ada keadaan stasioner  dengan keuntungan yang meningkat, produksi meningkat dan terjadi pemupukan modal
3.      menganggap  upah yang tidak akan meningkat karena pertambahan jumlah penduduk
4.      kebijakan pasar bebas yang tidak pernah ada dalam realita
5.      mengabaikan factor kelembagaan
6.      tanah juga memproduksi selain gandum
7.      menganggap modal dan buruh adalah  koefisien yang tetap padahal keduanya adalah variable bebas
8.      mengabaikan tingkat suku bunga
3.      THOMAS ROBERT MALTHUS
Thomas Robert Malthus berpendapat bahwa proses pembangunan tidak terjadi dengan sendirinya tetapi memerlukan usaha yang konsisten dari rakyat. Dia tidak memberikan gambaran adanya  gerakan menuju keadaan stasioner tetapi yang ditekankannya  adalah  bahwa perekonomian terlebih dahulu akan  mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari pembangunan. Menurutnya pula proses pembangunan adalah suatu proses naik turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi.Pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekomi, malahan pertumbuhan penduduk adalah adalah akibat dari proses pembangunan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif.
Proses akumulasi modal merupakan factor paling penting bagi pembangunan ekonomi. Sumber akumulasi modal adalah laba yang berasal dari tabungan para pemilik modal dan bukannya berasal dari pengurangan pengeluaran pada barang-barang mewah— jika pengeluaran untuk konsumsi dikurangi justru perekonomian akan lamban.
Malhus menolak huku Say karena menurutnya tidak seluruhnya benar bahwa komoditi selalu dipertukarkan dengan komoditi karena pada  kenyataannya komoditi dalam jumlah yang besar dipertukarkan secara langsung dengan tenaga kerja daripada dengan komoditi. Dengan demikian ada kelebihan penawaran komoditi di pasar dibanding dengan permintaan. Selain itu ia yakin bahwa penawaran buruh dalam jangka pendek sangat tidak elastis.
Malthus memiliki beberapa saran saran untuk pembangunan ekonomi, saran-saran  tersebut adalah :
1.      harus adnya pertumbuhan berimbang antara sector pertanian  dan sector industri
2.      Harus adanya upaya untuk menaikkan permintaan efektif dengan cara pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih adil
3.      Perlunya melakukan perluasan  perdagangan internal dan eksternal.
Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh teori  Malthus
1.      Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal karena pada kenyataannya konsumsi rendah bukanlah suatu gejala tetap namun hanya sementara.
2.      Pandangan negative terhadap akumulasi modal. Menurut kenyataan akumulasi modal tidak menyebabkan berkurangnya permintaan atas barang-barang  konsumen dan turunnya laba.
4.      ARTHUR LEWIS
Teorinya didasarkan pada anggapan  adanya penawaran buruh yang tidak terbatas di negara  terbelakang dengan upah subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung bila modal terakumulasi akibat peralihan buruh surplus dari sector subsisten ke sector kapitalis. Pembentukan modal tergantung pada surplus kapitalis.Surplus ini diinvestasikan kembali pada aktiva kapitalis baru. Pembentukan modal berlangsung dan lebih banyak orang dipekerjakan dari sector subsisten. Proses tersebut akan berlangsung sampai rasio buruh modal naik dan penawaran buruh menjadi tidak elastis. Pokok masalahnya adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam perekonomian dua sector yaitu :
รผ  Sector tradisional dengan produktifitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah
รผ  Sector modern dengan produktifitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi modal.
รผ  Pembentukan modal  bergantung pada surplus capital ( modal dibentuk dari laba yang dihasilkan oleh para kapitalis)
Menurutnya proses pertumbuhan ekonomi akan berakhir jika:
รผ  Akibat pembentukan modal tidak ada lagi surplus buruh yang tersisa
รผ  Sector kapitalis berkembang  begitu cepat sehingga mengurangi secara absolute penduduk di sector subsisten,
Beberapa keterbatasan teori Lewis
รผ  Tidak semua negara terbelakang mempunyai penawaran buruh yang tidak terbatas
รผ  Tingkat upah  di sector kapitalis tidak konstan padahal dalam kenyataannya tingkat upah sector industri di negara terbelakang terus naik sepanjang waktu walaupun terdapat pengangguran terbuka di sector pedesaan
รผ  Buruh terampil bukan kesulitan sementara
รผ  Proses multiplikasi tidak berlangsung di negara terbelakang karena proses pembentukan modal akan berhenti sebelum seluruh  surplus buruh terserap.
รผ  Mengabaikan permintaan total karena anggapannya bahwa sector subsiten konsumsinya sangat sedikit
รผ  Mobilitas buruh tidaklah mudah
รผ  Kelompok berpendapatan rendah juga menabung
.
B. KARL MARX
Karl Marx lahir pada thaun 1818 di Kota Trier JermanPemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh Darwin dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat  menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang menenukan tahapan-tahapan tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.
Menurutnya  berdasarkan sejarah, perkembangan masyarakat  melalui 5 tahap :
1.      Masayarakat kumunal primitive, yang masih menggunakan alat-alat produksi sederhana yang merupakan milik kumunal. Tidak ada surplus produksi di atas konsumsi.
2.      Masyarakat perbudakan, adanya hubungan antar pemilik factor produksi dan orang-orang yang hanya bekerja untuk mereka. Para budak diberi upah sangat minim Mulai ada spesialisasi  untuk bidang pertanian, kerajinan tangan dsb. Karena murahnya harga buruh maka minat pemilik factor produksi untuk memperbaiki alat-alat yang dimilikinya rendah.  Buruh makin lama sadar dengan kesewenang-wenangan yang dialaminya sehingga menimbulkan perselisihan antara dua kelompok tersebut.
3.            Masyarakat fiodal, kaum bangsawan memiliki factor produksi utama yaitu tanah.. Para petani  kebanyakan adalah budak yang dibebaskan dan mereka mengerjakan dahulu tanah milik bangsawan. Hubungan ini mendorong adanya perbaikan alat produksi terutama di sector pertanian. Kepentingan dua kelas tersebut berbeda, para feodal lebih memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik. Banyak timbul pedagang-pedagang baru yang didukung raja yang kemudian  membutuhkan pasar yang lebih luas. Perkembangan ini menyebakan timbulnya alat produksi kapitalis dan menghendaki hapusnya system fiodal. Kelas borjuis yang memilki alat-alat produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas dan hapusnya tariff serta rintangan lain dalam perdagangan yang diciptakan kaum fiodal sehingga kemudian masyarakat tidak lagi munyukai system ini
4.      Masyarakat kapitalis, hubungan produksinya didasarkan pada pemilikan individu masing-masing kapitalis terhadap alat-alat produksi. Kelas kapitalis mempekerjakan buruh . Keuntungan kapitalis membesar yang memungkinkan berkembangnya alat-alat produksi. Perubahan alat yang mengubah cara produksi selanjutnya menyebabkan perubahan kehidupan ekonomi masyarakat. Perbedaan kepentingan antara kaum kapitalis dan buruh semakin meningkat dan mengakibatkan perjuangan kelas
5.      Masyarakat sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik sosial. Hubungan produksi merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu diantara buruh yang bebas unsur eksploitasi. Tidak ada lagi kelas-kelas dalam masyarakat.
Marx meramalkan  keruntuhan system kapitalis. Menurutnya runtuhnya kapitalisme  terjadi karena adanya
1.      Konsentrasi , penggabungan perusahaan-perusahaan agar tidak bangkrut karena persaingan dalam masyarakat kapitalis
2.      Akumulasi  yang menyebabkan perbedaan kaya miskin semakin lebar
3.      Kesengsaraan, karena kemiskinan semain luas
Akibat hal di atas daya beli masyarakat terus merosot yang mengakibatkan over produksi, harga barang merosot, produksi ditahan, banyak pabrik yang ditutup sehingga terjadilah krisis
Menurut Karl Marx masyarakt menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan juga hubungan-hubungan produksi yang telah dijelaskan di atas,namun sejarah telah membuktikan bahwa periode evolusi yang dikemukakan oleh Mrx ternyata keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat yang melalui tahapan evolusi sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya sebagaimana system yang diyakini  oleh Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah dapat terjadi dalam waktu bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula di saat satu wilayah dari suatu Negara sedang mengalami system yang menyerupai masyarakat fiodal, system kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam Negara yang sama. Jadi pernyataan bahwa tahapan dari satu system ke system berikutnya mengiuti pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak dapat dibuktikan sama sekali.
C. NEO KLASIK
Teori ini berkembang pada pertengahan tahun 1950 an.  Analisis pertumbuhan ekonominya didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis teori ini adalah Robert Solow dan travor Swan. Pendapatnya mengenai perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :
รผ  Adanya akumulasi capital merupakan factor penting dalam perkembangan  ekonomi
รผ  Perkembangan tersebut merupakan proses yang gradual
รผ  Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
รผ  Merupakan aliran yang optimis terhadap perkembangan ekonomi
รผ  Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut
Menurut teori ini tingkat bunga dan tingkat pendapatan akan  menentukan tingginya tingkat tabungan.Pada suatu tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan investasi, jika  kesempatan untuk investasi bertambah ( misalnya karena kemajuan teknologi), tambahnya permintaan untuk investasi menyebabkan tingkat bunga naik yang selanjutnya meningkatkan jumlah tabungan. Adanya kenaikan investasi tersebut  menyebabkan harga-harga barang naik.
Kenaikan harga-harga dan tingkat bunga menyebabkan  investasi terbatas hanya pada proyek-proyek dengan tingkat keuntungan terbesar dan akhirnya permintaan investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang capital turun kembali. Jika tingkat bunga sangat rendah sedemikian rupa  maka tidak ada orang yang mau menabungJika keadaan tersebut terjadi maka akumulasi capital berakhir dan perekonoian mengalami keadaan yang statis.Agar tidak mengalami hal tersebut maka kondisi full employment harus tetap dijaga dengan mengadakan proyek-proyek pekerjaan umum.
Kemajuan teknologi (penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan tenaga buruh)  juga merupakan pendorong kenaikan pendapatan nasional                                                                                                                                                                                                                                                                                                 Mereka yakin  bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan akibat habisnya sumber daya alam.Hal lain lagi yang dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan untuk menabung. Kalau tidak ada tabungan, kemajuan teknologi yang baru belum dapat digunakan.
Menurut Neo Klasik, tingkatan perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara melalui beberapa tahap :
รผ  Mula-mula negara meminjam capital dan disebut sebagai debitur yang belum mapan
รผ  Setelah dapat menghasilkan dengan capital pinjaman tersebut, negara itu  membayar deviden dan bunga atas pinjaman yang dilakukan. Pada tingkat ini belum dibayar pokok pinjaman capital
รผ  Setelah penghasilan meningkat terus, sebagian penghasilan digunakan untuk melunasi hutang dan sebagian dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan.. Negara berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan ( mature debtor)
รผ  Negara dapat menerima bunga dan deviden lebih besar daripada yang dibayar, jadi ada surplus. Dengan kata lain hutangnya semakin sedikit dan piutangnya semakin besar. Negara tersebut sampai pada tingkatan kreditur yang belum mapan ( immature creditor)
รผ  Negara melulu hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain. Negara sampai pada tingkat kreditur yang sudah mapan ( mature creditor)
D. SCHUMPETER
Teori Schumpeter pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911 yang kemudian dikemukakan pada tahun 1934 dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic Development . Kemudian Schumpetr menggambarkan teorinya lebih lanjut tentang proses pembangunan dan factor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 yang berjudul Business Cycle.
Teori Schumpeter digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan Klasik, namun dari kesimpulan-kesimpulannya, khususnya mengenai prospek perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian kapitalis,Schumpeter lebih dekat dengan para ekonom modern. Ia optimis bahwa dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak dapat  ditingkatkan terus sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut.
Ia  tidak terlalu menekankan  pada aspek pertumbuhan penduduk dan aspek keterbatasan SDA  dalam proses pertumbuhan ekonomi karena menurutnya motor penggerak perkembangan ekonomi adalah inovasi  sedang pelakunya adalah wiraswastawa Menurutnya kemajuan ekonomi adalah peningkatan output total masyarakat.
Ia membedakan pengertian antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi timbul karena factor-faktor yang bersifat rutin yakni pertumbuhan penduduk dan akumulasi capital yang berasal dari tabungan rutin masyarakat sedang Perkembangan ekonomi atau development adalah kenaikan output yang disebabkan karena inovasi. Menurutnya yang lebih menarik adalah kenaikan output yang bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi berawal dari suatu lingkungan social, politik dan teknologi yang menunjang kreatifitas para wiraswastawan.
Inovasi adalah penerapan pengetahuan teknologi di dunia ekonomi, inovasi oleh  wiraswastawan akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya yang akan menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal dan ini merupakan rangsangan bagi calon innovator. Inovasi itu sendiri memiliki 3 pengaruh yaitu :
1.diperkenalkannya teknologi baru
2.menimbulkan keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting untuk akumulasi capital
3.timbulnya proses imitasi.
Sedang proses imitasi mempunyai pengaruh berupa:
1.                                                                                                                  menurunnya keuntungan monopolis
2.                                                                                                                   penyebaran teknologi baru dalam masyarakat
Gambar 2.1
Model Schumpeter
DEVELOPMENT
Lingkungan social, politik dan teknologi
Yang menunjang inovasi
GROWTH
Ada bermacam-macam inovasi  menurut schumpeter:
1.      diperkenalkannya produk baru
2.      diperkenlkannya cara produksi baru
3.      pembukaan daerah-daerah baru
4.      penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5.      perubahan organisasi industri yang meningkatkan efisiensi industri.
Apa syarat- syarat terjadinya inovasi ?
1.      tersediannya calon innovator di masyarakat
2.      adanya lingkungan sosial, politik, teknologi yang mendukung. ( system kapitalis dan  kebebasan berusaha serta dukungan lembaga sospol yang sesuai )
Disamping  itu harus terdapat pula 2 faktor lain yang menunjang terlaksananya inovasi tersebut, yaitu:
1.tersedianya cadangan atau suplai ide-ide baru secara cukup
2.Adanya system perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk merealisasi ide-ide tersebut.
Inovator adalah orang-orang yang benar-benar berkecimpung dalam dunia usaha dan punya semangat berani mencoba menterjemahkan ide-ide baru baru menjadi kenyataan. Mereka biasanya bukan orang-orang yang menemukan teori baru atau ide baru tetapi mereka adalah yang bisa membuat ide-ide tersebut menjadi bagian dari kehidupan ekonomi masyarakat.Salah satu ciri innovator adalah berani mengambil resiko.Mereka berani mengambil resiko karena: kemungkinan adanya keuntungan monopolis, adanya semangat untuk mengalahkan  persaingan.
System kredit merupakan factor penunjang inovasi ( para investor dapat mendapat kesempatan lebih leluasa dalam mewujudkan idenya).
Menurutnya dalam jangka panjang system kapitalis akan runtuh karena terjadinya transformasi gradual di dalam system tersebut menuju ke arah yang lebih sosialistis.Kapitalistis akan berubah justru karena kesuksesannya dalam mencapai kemakmuran.Dengan makin makmurnya masyarakat akan terjadi perubahan kelembagaan dan pandangan masyarakat yang menjauhi system kapitalis asli karena makin meluasnya system tunjangan sosial bagi penganggur, orang tua dll. Dengan kata lain Scumpeter mengatakan bahwa sumber kemajuan ekonomi adalah daya kreasi manusia sebagai pelaku-pelakunnya dan bukan sekedar akumulasi capital atau pertumbuhan penduduk. Karena kreasi manusia merupkan factor sentral dalam proses kemajuan ekonomi.
Salah satu kendala yang dihadapi  negara-negara berkembang adalah sangat langkanya calon-calon innovator dan belum adanya lingkungan yang menunjang inovasi,  sehinga  hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah melakukan pembaharuan kelembagaan social politik dalam  rangka mengembangkan lingkungan yang subur bagi kegiatan inovasi. Schumpeter percaya bahwa pertumbuhan ekonomi melalui jalur kapitalisme akan membawa kemakmuran bagi rakyat banyak tanpa perlu campur tangan yang berifat fundamental dari pemerintah. Pemerintah cukup menyediakan lingkungan yang menunjang inovasi dan system ekonomi itu sendiri akan membawa kemakmuran yang cukup merata.
E. HARRD - DOMAR
Model  teori ekonomi pembangunan ini diperkenalkan oleh Sir Roy F. Harrod ( 1900- 1978) dan Evsey Domar ( 1914 - 1997). Model ini dibangun berdasarkan pengalaman negara maju. Teori nya menelaah persyaratan pertumbuhan mantap( steady growth) yaitu pertumbuhan yang selalu menciptakan penggunaan barang-barang modal secara penuh
Teori ini memberi peran kunci pada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi terutama tentang watak ganda investasi yaitu
(a) menciptakan pendapatan/ menambah permintaan efektif masyarakat
(b)memperbesar kapasitas produksi / menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang.
H-D sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas produksi tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas produksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi tercipta bila pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan dibanding dengan masa sebelumnya.
Berbagai asumsi yang dipakai oleh teori ini adalah:
รผ  Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan barang-barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
รผ  Tidak ada campur tangan pemerintah
รผ   Bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri
รผ  Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya pendapatan nasional dan keadaan ini berarti fungsi tabungan dimulai dari titik 0
รผ  Kecondongan marginal menabung besarnya tetap, demikian juga perbandingan antara modal dengan jumlah produksi
รผ  Tidak ada penyusutan barang modal yang dapat dipakai seumur hidup
รผ  Tingkat harga umum konstan yaitu upah uang sama dengan tingkat pendapatan nyata
รผ  Tidak ada perubahan suku bunga
รผ  Ada proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi
รผ  Modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi modal
รผ  Dalam perekonomian hanya terdapat satu jenis produk
Jika  rasio modal-output (capital output ratio) adalah k dan s adalah rasio tabungan nasional ( national saving ratio) yang merupakan  persentase dari output nasional yang  ditabung dan bahwa jumlahinvestasi baru ditentukan oleh jumlah tabungan total, S, maka model pertumbuhan ekonominya menjadi sbb:
1.      Jika s adalah MPC maka
S = s Y ……………………………………………………….…………………….2.1
2.      Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal (K) yang dapat diwakili oleh ฮ”K, sehigga dapat ditulis persamaan sederhana yang kedua sebagai berikut:
I = ฮ”K ………………………………………………………………………………2.2
Akan tetapi karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal output k maka
K = k ……………………………………………………………………………….2.3
Y
Atau
∆K = k …………………………………………………………………..………….2.4
∆Y
Atau akhirnya
∆K= k ∆Y ……………………………………………………………………….…2.5
3.      Terakhir, mengingat jumlah keseluruhan dari tabungan nasional(S) harus samadengan keseluruhan investasi (I) maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut :
S = I………………………………………………………………………………..2.6
Dari persamaan  2.1. diketahui bahwa S = s Y dan dari persamaan 2.2 dan persamaan 2.5 kita telah mengetahubahwasannya :
I = ∆K =  k ∆Y
Dengan demikian, identitas tabungan yang merupakan persamaan modal dalam persamaan 2.6 adalah sebagai berikut
S = sY =  k ∆Y = ∆K = I
Atau bila diringkas menjadi
sY =  k ∆Y ………………………………………………………………………..2.7
Selanjutnya,apabila kedua sisi persamaan 2.7 dibagi mula-mula dengan Y dan kemudian dengan k, maka akan didapat :
∆K =  s =  pertumbuhan ekonomi
∆Y      k
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa  tingkat pertumbuhan ekonomi  akan secara langsung  atau secara ‘positif ‘ berbanding lurus dengan rasio tabungan( yakni semakin banyak bagian GNP yang ditabung dan diinvestasikan maka pada akhirnya nanti akan lebih besar lagi pertumbuhan eknomi yang dihasilkan) dan secara “ negative” atau berbanding terbalik terhadap rasio modal-output dari suatu perekonomian ( yakni semakin besar rasio modal output nasonal, atau k, maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin rendah).
Kendala dari penerapan teori ini di Negara berkembang adalah keterbatasan peluang  untuk pembentukan modal baru. Oleh karena itulah maka pemikiran inti “ kendala modal”  dijadikan alat pembenaran dan dimanfaatkan untuk mengabsahkan pengaliran modal dan bantuan teknis secara besar-besaran dari negaranegara maju ke sejumlah Negara berkembang.
F. ROSTOW
Teori WW. Rostow  pada mulanya merupakan artikel yang dimuat dalam Economic Journal ( Maret 2006) dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth ( 1960).Rostow menggunakan pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi.Menurutnya ada lima tahap pertumbuhan ekonomi
1.      masyarakat tradisional, struktur sosial masyarakat berjenjang, hubungan darah dan keluarga adalah sangat penting. Kekuasaan politik di tangan bangsawan pemilik tanah yang didukung serdadu dan pegawai negeri. Penduduk bekerja di sector pertanian
2.      Prasyarat tinggal landas,
รผ  Muncul manusia-manusia baru yang mau bekerja keras
รผ  Mereka menggalakkan tabungan dan mau mengambil resiko
รผ  Muncul bank dan lembaga keuangan
รผ  Investasi meningkat
รผ  Jangkauan perdagangan makin luas
3. Tinggal landas
Syaratnya adalah :
รผ  Terdapat kenaikan laju investasi produktif
รผ  Berkembangnya salah satu atau beberapa sector manufaktur penting dengan laju pertumbuhan tinggi, hal tersebut  tergantung pada 4 faktor dasar yaitu
o   Adanya kenaikan permintaan efektif
o   Adanya pengenalan fungsi produksi baru
o   Adanya keuntungan investasi dan modal lebih dahulu yang memadai
o   Sector penting harus mendorong perluasan output sector lain melalui transformasi teknik.
รผ  Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung hasrat ekspansi sector modern dan memberi daya dorong pada pertumbuhan . Syarat pentingnya adalah kemampuan perekonomian untuk menggalakkan tabungan lebih besar dari pertambahan pendapatan untuk meningkatkan permintaan efektif dan kemampuan untuk menciptakan ekonomi eksternal melalui ekspansi sector-sektor penting.
4.   Dewasa
รผ  Merupakan tahap ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serentetan teknologi modern terhadap seluruh sumber daya mereka.
รผ  3 perubahan penting yang terjadi pada tahap kedewasaan teknologi :
1. sifat tenaga kerja berubah menjadi terdidik. Orang lebih senang tinggal di kota, upah nyata meningkat, para pekerja mengorganisasi diri untuk memperoleh jaminan sosial dan ekonomi yang lebih besar
2. watak para pengusaha berubah, dari pekerja kasar berubah menjadi manajer yang halus dan sopan
3. masyarakat bosan pada industrialisasi dan menginginkan sesuatu yang baru menuju perubahan lebih jauh
5.    Masa Konsumsi Massal
รผ  migrsai ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas
รผ  perhatian masyarakat beralih dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi
รผ  3 kekuatan pendorong :
1.      kebijakan nasional untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh ke dunia internasional
2.      keinginan memiliki satu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial dan fasilitas hiburan untuk pekerja.
3.      keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sector penting.
Berbagai kritik terhadap teori pertumbuhan Rostow
1.      Masyarakat  tradisional tidak perlu bagi perkembangan beberapa bangsa seperti AS, Australia. Mereka  tidak pernah melalui masa tradisional karena mereka mewarisi pra kondisi di Inggris yaitu negara yang nyata-nyata sudah maju.
2.       kondisi pra  tinggal landas tidak mendahului kondisi tinggal landas
3.      Adanya tumpang tindih tahapan
Kritik terhadap tahapan tinggal landas
https://resum.wordpress.com/2010/12/24/teori-teori-pembangunan/

Teori Pembangunan


          Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain teori modernisasi, dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog sebagai implementasi dari teori pembangunan. tiga teori pembangunan tersebut antara lain adalah:
 
a. TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya.  Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
  1. Modernisasi merupakan proses bertahap.
  2. Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
  3. Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
  4. Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
  5. Modernisasi merupakan perubahan progresif
  6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.
            Tokoh-tokoh teori modernisasi:
1.        Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2.        Walt .W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai berikut:
  1. Masyarakat Tradisional รจ masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum banyak dikuasai.
  2. Prakondisi untuk Lepas Landas รจ masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan  u/ meningkatkan tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2 produktif yang menguntungkan. Misal Pendidikan
  3. Lepas Landas รจ ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5%-10 %.
  4. Bergerak ke Kedewasaan รจ teknologi diadopsi secara meluas.
  5. Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi รจ Pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan
3.        David McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4.        Max Weber
Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika Protestan:
  • Lahir melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
  • Keberhasilan kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
  • Berdasarkan kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yg diberi nama “etika protestan”.
5.        Bert F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”.  Kondisi lingkungan maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6.        Alex Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri manusia modern:
�� Keterbukaan thd pengalaman dan ide baru
�� Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan
�� Punya kesanggupan merencanakan
�� Percaya bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya.

b. TEORI DEPENDENSI
            Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga.  Munculnya teori dependensi lebih merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang didominasi oleh teori modernisasi.  Teori ini mencermati hubungan dan keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral.
Teori ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
  1. Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
  2. Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada 2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
  1. Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
  2. Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:
a.Ketergantungan Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui monopoli teknologi industri.

c. TEORI SISTEM DUNIA
teori sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi kapitalis.
 
Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
  1. negara core atau pusat, รจ mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
  2. semi-periferi atau setengah pinggiran รจ mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksploitir
  3. negara periferi atau pinggiran.
menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.
Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
  1. Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi negara setengah pinggiran.
  2. Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
  3. Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya. Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak, mungkin dapat saja gagal.

Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia 
Elemen Perbandingan
Teori
Dependensi
Teori
Sistem Dunia
Unit Analisis
Negara-Bangsa
Sistem dunia
Metode Kajian
Historis struktural
Dinamika sejarah dunia
Struktur Teori
Dua kutub
(sental-pinggiran)
Tiga kutub
(sentral-semi pinggiran-pinggiran)
Arah Pembangunan
Deterministik
Peluang terjadinya mobilitas
Arena Kajian
Negara pinggiran
Negara pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia
http://mbem25.blogspot.com/2012/06/teori-pembangunan.html

  • Log In
  • Sign Up

TEORI-TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI


Uploaded by
Edi Muhamad

  •  
  • 6,637
  •  
 
Ikhtisar analisa Harrod dan Domar (roy Harrod dan Evsey Domar) a. Investasi adalah pusat dari persoalan pertumbuhan yang mantap sebab proses investasi mempunyai dua sifat yaitu menciptakan pendapatan dan menaikkan kapasitas produksi dalam  perekonomian.  b. Naiknya kapasitas produksi dapat menghasilkan out-put yang lebih banyak. c. Laju pertumbuhan yang sebenarnya (actual rate of growth) dapat berbeda dengan laju  pertumbuhan yang mantap (waranted rate of growth). Bila laju pertumbuhan yang sebenarnya lebih besar daripada laju pertumbuhan yang mantap akan cenderung terjadi inflasi. Sebaliknya bila laju pertumbuhan sebenarnya lebih kecil dari pada laju  peertumbuhan mantap akan cenderung terjadi deflasi. 4. Kelemahan teori Harrod-Domar Teori ini berdasarkan pada anggapan yang sukar. Faktor-faktor penting seperti hasrat menabung dan ratio kapital dan output dianggap tetap, sedangkan pada kenyataannya faktor-faktor tersebut  berubah syarat-syarat yang dibutuhkan, untuk adanya pertumbuhan yang mantap. 5. Teori Stagnasi Sekuler (Secular Stagnation) Stagnasi sekuler menunjukkan suatu fase perkembangan kapitalis yang telah masuk dimana tabungan bersih pada pengerjaan penuh cenderung bertambah. Investasi bersih pada pengerjaan  penuh cenderung menurun. Permintaan total tertinggal dibanding penawaran total sebab stagnasi dirumuskan dalam 3 golongan: a. Menitik beratkan pada faktor-faktor eksogen, seperti tegnologi, perkembangan penduduk,  pembukaan dan perkembangan daerah baru.  b. Menitik beratkan pada perubahan-perubahan dasar dalam lembaga-lembaga sosial, seperti meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan dan perkembangan dalam organisasi buruh. c. Menitik beratkan pada faktor-faktor endogen, seperti perkembangan persaingan dan konsentrasi industri.
 
Sebab-sebab Stagnasi (menurut A. Hansen) a. Faktor eksogen, menyatakan bahwa perkembangan yang cepat dari penduduk, pembukuan daerah baru dan kemajuan tegnologi akan mendorong investasi dan menaikkan pendapatan. Sebaliknya pendapatan berkurang akan mengalami pengangguran.  b. Perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga sosial Perubahan-perubahan lembaga-lembaga sosial dan faktor-faktor endogen dalam perkembangan kapitalis dapat membantu teori stagnasi itu. c. Peranan faktor endogen Pandangan ke tiga dari stagnasi ini menunjukkan pada perubahan struktural dalam faktor-faktor endogen yang mengembangkan monopoli dan oligopoli. Domar menekankan bahwa monopoli dapat menghambat investasi dengan dihalang-halangi penerapan investasi yang baru. Selanjutnya, inovasi menyebabkan hilangnya kepentingan-kepentingan yang telah ada. Berdasarkan kelemahan teori Harrod dan Domar, mengundang para ekjonom untuk lebih menyempurnakan dengan memasukkan variabel lain yaitu unsur-unsur faktor produksi. Dimana dikemukakan oleh Neo Klasik, yaiti:

Jika perkembangan tenaga kerja lebih cepat dari pada kapital, maka akan terjadi upah akan turun relatif terhadap suku bunga.

Jika kapital lebih besar daripada tenaga kerja, maka upah relatif lebih tnggi daripada tngkat bunga.
 
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Berdasarkan pemikiran para ekomon dalam teori-teorinya maka dapat dikemukakansebagai  berikut. Klasik: Adam Smith menunjukkan pentingnya faktor
 Divition of labour 
 (pembagian tenaga kerja atau spesialisasi) dalam pengembangan ekonomi. D. Ricardo, menunjukkan  pentingnya faktor tanah.Thomas Robert Malthus menunjukkan pentingnya faktor pertambahan  penduduk, dan pengaruh terhadap penambahan jumlah permintaan. Sedangkan Karl Marx, menunjukkan pentingnya tersedia adanya nilai lebih (
 surplus value
) bagi perkembangan ekonomi. Post Keynesia, khususnya Roy Harrod dan Evsey Domar mengemukakan pentingnya  peranan kapital di mana investasi lebih penting untuk perkembangan ekonomi, sedang Neo Klasik melihat peranan dari teknologi. Schumpeter, dalam masalah perkembangan ekonomi ini melihat pentingnya para
entrepreneur 

. Apabila
entrepreneur
 banyak tersedia, maka  perkembangan ekonomi akan dapat tercapai dengan pesat. Dari teori-teori tersebut, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebetulnya pertumbuhan ekonomi itu tidak hanya tergantung pada satu faktor, tetapi bergantung pada semua faktor. Y = f (L, K, R, T, dan S), S yaitu faktor sosial (
 social climate
) L.K =
direct input 
 R,T,S =
indirect input 
 L =
labour 
 K =
 capital 
 / modal R =
resources
 / sumber alam T =
technological skill 
 S =
 social climate
 / faktor social
 
 1.

B. SARAN
 Menurut kami, bahwa untuk meningkatkan pengembangan ekonomi perlu memperhatikan faktor-faktornya secara seimbang, karena antara faktor yang satu dengan yang lain saling  berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
 Irawan dan Suparmoko.2002.
 Ekonomika Pembangunan
.Yogyakarta:BPTE Yogyakarta Martono, trisno.2008.
 Ekonomi Pembangunan
.Surakarta:UNS Press
http://www.academia.edu/6689348/TEORI-TEORI_PEMBANGUNAN_EKONOMI



Tags :

bonarsitumorang

Posting Komentar