Analisis Teori Pembangunan di Indonesia
Teori-teori
pembangunan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teori modernisasi,
tahap dependensi, teori sistem dunia. Pada tahap pertama, muncul teori
modernisasi. Teori ini muncul di Amerika Serikat yang mengaplikasikannya dalam
program Marshal Plan.Teori
modern dibagi menjadi teori modern klasik dan teori modern baru.
·
Teori modern klasik
memberikan pembenaran mengenai hubungan yang bertolak belakang antara masyarakat
tradisional dan modern. Teori ini menyoroti bahwa negara dunia ketiga merupakan
negara terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-negara
Barat dilihat sebagai negara modern. Teori ini memberikan saran bahwa
negara-negara berkembang harus meninggalkan nilai-nilai tradisionalnya agar
dapat keluar dari berbagai permasalahan, seperti kemiskinan. Teori ini juga
menilai ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga.
Satu hal yang menonjol dari teori modernisasi klasik ini adalah, modernisasi
lebih menekankan faktor internal sebagai akibat dari masalah dalam masyarakat
itu sendiri.
·
Teori modern baru kemudian
mengkritik seluruh jawaban dari teori modernisasi klasik. Hal ini dikarenakan
teori modernisasi klasik terlalu berorientasi ke Barat, terlalu optimis,
mensahkan dominasi Barat di dunia ketiga, dan menolak tradisi. Teori modern
baru ini berasumsi bahwa tradisi dapat memberikan pengaruh positif terhadap
perkembangan ekonomi.
· Karena pola pembangunan ini
tidak memberi kepuasan, maka kemudian lahir teori ketergantungan/dependensi,
yang memiliki sisi pandang dari negara- negara dunia ketiga yang berada dalam
posisi tergantung terhadap negara-negara maju. Teori dependensi menitikberatkan
pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Teori ini
mewakili suara negara-negara pinggiran untuk menantang hegemoni ekonomi,
politik, budaya, dan intelektual dari negara maju. Teori ini menyatakan bahwa
karena sentuhan modernisasi itulah negara-negara dunia ketiga kemudian
mengalami kemunduran (keterbelakangan). Secara ekstrim, dikatakan bahwa
kemajuan atau kemakmuran dari negara-negara maju pada kenyataannya menyebabkan
keterbelakangan dari negara-negara lainnya. Hal ini dilihat dari kegagalan
program dari Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin (KEPBBAL) pada awal
1960-an. Program ini dimulai tahun 1950-an saat banyak negara Amerika Latin
menerapkan strategi pembangunan yang menitikberatkan pada proses
industrialisasi melalui program Industrialisasi Substitusi Import (ISI).
Strategi pembangunan tersebut diterapkan dengan harapan dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan. Namun, yang muncul
kemudian adalah terjadinya stagnasi ekonomi yang ditandai dengan adanya masalah
pengangguran, inflasi, devaluasi, penurunan nilai perdagangan, dan lainnya.
Kondisi ini menimbulkan gerakan perlawanan dari rakyat dan tumbangnya
pemerintahan di beberapa negara. Secara filosofis, teori dependensi memiliki
kehendak untuk meninjau kembali pengertian dari pembangunan. Pembangunan tidak
tepat untuk diartikan sebagai sekedar proses industrialisasi, peningkatan
output, dan peningkatan produktivitas. Bagi teori dependensi, pembangunan lebih
tepat diartikan sebagai peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk di negara
Dunia Ketiga. Dengan kata lain, pembangunan tidak sekedar pelaksanaan program
yang melayani kepentingan elit dan penduduk perkotaan, tetapi lebih merupakan
program yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk pedesaan,
para pencari kerja, dan kelas sosial lainnya yang membutuhkan bantuan.
· Teori terakhir adalah teori
sistem dunia. Teori ini memiliki pandangan bahwa dunia merupakan sebuah sistem
yang sangat kuat yang mencakup seluruh negara di dunia, yaitu sistem
kapitalisme. Di dalam teori ini, adanya bentuk hubungan negara dalam sistem
dunia yang terbagi dalam tiga bentuk negara, yaitu negara sentral, negara semi
pinggiran, dan negara pinggiran. Ketiga bentuk negara tersebut terlibat dalam
hubungan yang harmonis secara ekonomis dan kesemuanya memiliki tujuan untuk
menuju pada bentuk negara sentral yang mapan secara ekonomi. Perubahan status
negara pinggiran menuju negara semi pinggiran ditentukan oleh keberhasilan
negara pinggiran dalam melaksanakan salah satu strategi pembangunan, yaitu strategi
menangkap dan memanfaatkan peluang, strategi promosi dengan undangan, dan
strategi berdiri di atas kaki sendiri. Sedangkan upaya negara semi pinggiran
menuju negara sentral bergantung pada kemampuan negara semi pinggiran dalam
melakukan perluasan pasar serta pengenalan teknologi modern. Selain itu, juga
memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar internasional melalui perang harga
dan kualitas.
Sumber:
Suwarsono,
Alvyn Y. So. 2006. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: Pustaka LP3E
Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk memajukan, mensejahterakan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan seringkali diarahkan pada pertumbuhan di bidang ekonomi atau kemajuan material. Namun pada kenyataannya, pembangunan di bidang ekonomi saja belum cukup untuk memajukan kualitas hidup masyarakat, karena malah menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan akibat kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi sumber, kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam, dan lain-lain. Masyarakat harus mampu mengelola sumber dayanya secara mandiri, sehingga pembangunan di bidang sosial pun perlu dilaksanakan.
Pembangunan secara umum diartikan sebagai suatu usaha untuk memajukan, mensejahterakan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan seringkali diarahkan pada pertumbuhan di bidang ekonomi atau kemajuan material. Namun pada kenyataannya, pembangunan di bidang ekonomi saja belum cukup untuk memajukan kualitas hidup masyarakat, karena malah menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemiskinan akibat kesenjangan atau ketidakmerataan distribusi sumber, kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam, dan lain-lain. Masyarakat harus mampu mengelola sumber dayanya secara mandiri, sehingga pembangunan di bidang sosial pun perlu dilaksanakan.
Dari
penjelasan masing-masing teori pembangunan tersebut, teori modernisasi tidak
cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan konsep pembangunan
masyarakat dengan teori modernisasi ini kurang mendasar pada masyarakat
Indonesia. Modernisasi identik dengan pertumbuhan ekonomi, dan melupakan budaya
yang membangun kehidupan masyarakat. Masyarakat menerima berbagai perubahan di
dalam kehidupannya sebagai akibat dari modernisasi, seperti gaya hidup,
fasilitas-fasilitas modern seperti mall, diskotik, cafe, dan lain sebagainya.
Sementara di tengah-tengah perubahan yang terjadi, masyarakat belum mampu untuk
meninggalkan bentuk-bentuk tradisi lamanya. Akibatnya, timbul ketimpangan
sosial dalam masyarakat tersebut.
Menurut
teori modernisasi, masyarakat Indonesia pada umumnya belum siap untuk melakukan
pembangunan secara menyeluruh. Proses pembangunan terhambat oleh nilai-nilai
budaya dan mentalitas masyarakat Indonesia, seperti nilai budaya yang tidak
mementingkan mutu atau prestasi, tidak mampu meninggalkan otoritas tradisinya,
menganggap hidup selaras dengan alam sehingga timbul konsep tentang nasib,
tidak disiplin, kurang bertanggungjawab, tidak berani menanggung resiko, dan
lain-lain. Inilah sebabnya negara Indonesia sebagai negara dunia ketiga
mengalami keterbelakangan. Di sini terlihat jelas bahwa teori modernisasi ini
tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat Indonesia.
Teori
selanjutnya adalah teori dependensi atau ketergantungan. Jika dikaitkan dengan
teori ini, pembangunan di Indonesia bisa saja, yaitu dengan menggantungkan
pembiayaannya dari batuan luar negeri, dinama negara pemberi bantuan tersebut
dinamakan negara pusat, sebagai modal asing. Pemberian modal asing ini
merupakan sesuatu yang diharuskan bagi negara pusat untuk membantu kemajuan
Indonesia. Namun, dalam kenyataannya, pemberian bantuan tersebut tidak sejalan
dengan tujuan awal yang telah disepakati oleh negara-negara pusat. Pemberian
modal asing ini dijadikan sebagai jalan bagi negara-negara maju untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besar dari negara yang mendapat bantuan,
seperti Indonesia. Dampak dari konsekuensi dari pemberian bantuan, berupa
eksploitasi sumberdaya alam dan pengambilan keuntungan lainnya dari proses
pembangunan, menjadikan Indonesia secara perlahan semakin terpuruk kedalam
jurang kemiskinan, dikarenakan utang yang membebani semakin banyak. Kekayaan alam yang melimpah di tanah air
Indonesia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, dikarenakan posisi lemah
sebagai negara yang memiliki hutang pada negara-negara maju. PT. Freeport di
Papua, sebagai contoh, telah megeksploitasi hampir seluruh sumberdaya mineral
berharga yang terdeposit di Papua untuk kepentingan negaranya. Ini contoh
kerugian besar bagi bangsa Indonesia, akibat dependensi terhadap bantuan luar
negeri. Di sini terlihat jelas pula, bahwa teori dependensi ini tidak
menguntungkan Indonesia.
Teori
yang terakhir adalah teori sistem dunia. Dalam teori ini negara di dunia dibagi
atas tiga bentuk negara, yaitu: negara sentral, negara semi pinggiran dan
negara pinggiran. Teori ini mengasumsikan hubungan harmonis secara ekonomi yang
terjadi di antara negara-negara yang terlibat, yang memberikan kesempatan
kepada dua kelompok negara, yaitu semi pinggiran dan pinggiran untuk dapat
merubah statusnya menjadi negara sentral yang mapan secara ekonomi. Dalam
kajiannya Wahyu Ishardino S., [1], disampaikan bahwa perubahan status negara
pinggiran menuju semi pinggian ditentukan oleh keberhasilan negara-negara
tersebut melaksanakan strategi menangkap dan memanfaatkan peluang, dan strategi
lainnya dalam proses pembangunannya. Sementara itu, upaya yang harus dilakukan
oleh negara semi pinggiran untuk dapat menuju negara sentral, adalah memperluas
pasar dengan memperkenalkan teknologi modern, dan mampu mempersaingkan
produknya dari segi harga dan kualitas.
Indonesia
termasuk dalam kategori mana? Secara umum, Indonesia masih berada dalam
kategori negara pinggiran. Karena dari segi kegiatan produksi, hampir 90% bahan
bakunya bergantung pada import. Dengan demikian, kemampuan untuk berperang dari
segi harga dan kualitas dengan produk luar negeri masih sangat rendah.
Pertumbuhan jumlah dan jenis industri yang ada di Indonesia tidak sejalan
dengan pertumbuhan kesejahteraan nasional, namun yang terjadi malah
sebalilknya. Sektor industri yang tumbuh di Indonesia didominasi oleh
perusahaan asing yang mengoperasikan produksinya di Indonesia, dikarenakan
ketersediaan bahan dasar (raw materials) yang siap diolah menjadi bahan baku
oleh perusahaan mereka sendiri dan rendahnya upah tenga kerja lokal.
Indonesia
belum mampu secara mandiri mengolah sumberdaya alamnya menjadi produk antara
(intermediate products) dan bahkan produk barang jadi. Konsekuensinya, hampir
semua kegiatan produksi masih bergantung pada supply produk luar negeri.
Walaupun demikian, dengan teori sistem dunia, Indonesia masih punya harapan
untuk mendapatkan peluang lebih baik, yaitu mandiri di sektor bahan baku
industri dan tidak hanya bertindak sebagai pasar bagi bertubi-tubinya produk
asing datang ke dalam negeri ini. Dengan memperkuat kemampuan pengolahan
sumberdaya alam yang ada, melaksanakan regulasi yang kondusif bagi usaha dalam
negeri, maka peluang Indonesia dari yang berkategori negara pinggiran dapat
bangkit menjadi negara semi pinggiran bahkan menjadi negara sentral yang maju
dan berdaulat secara ekonomi.
Dari
ketiga teori yang telah dibahas diatas, teori sistem dunia merupakan harapan
Indonesia untuk memperoleh peluang mendapatkan posisi yang lebih baik untuk
menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik pula.
http://ginakesos.blogspot.com/2014/08/analisis-teori-pembangunan-di-indonesia.html
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN
Selama
ini terdapat berbagai pendapat dari berbagai ahli yang menjelaskan
factor-fator yang dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
dan bagaimana factor-faktor tersebut saling berinteraksi.Namun
hingga saat ini tidak ada satu teoripun yang bersifat menyeluruh dan lengkap
dan merupakan satu-satunya resep baku yang digunakan oleh semua negara
yang membangun. Berbagai negara mengalami permasalahan yang berbeda-beda,
proses pertumbuhannyapun berbeda sehingga suatu teori yang tepat dipakai
di suatu negara belum tentu tepat untuk mengatasi kondisi di negara yang
lain.
Berbagai
ekonom besar yang melahirkan teori-teori besar itu memiliki pandangan yang
tidak selalu sama mengenai proses pertumbuhan suatu perekonomian. Pandangan
atau persepsi seringkali dipengaruhi oleh ideology yang dianutnya, bisa
pula dipengaruhi oleh berbagai peristiwa pada waktu ekonom tersebut
hidup sehingga aspek yang ditonjolkan dalam teorinya diberi warna
oleh kecenderungan amatan atau ideologinya.
Secara
garis besar teori pertumbuhan ekonomi dapat digolongkan sebagai “mahsab analitis” yang
menekankan kepada teori yang bisa mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi
secara logis dan konsisten tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan
kepada sisi empiris historisnya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
golongan Klasik, dan Neo Klasik.Yang
kedua adalah”mahsab
histories” yang menekankan proses pembangunan didasarkan
pada proses pentahapannya.Yang termasuk
dalam golongan kedua ini diantaranya Karl Marx dan Rostow. Menurut penggolongan
lain, teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan besar
yakni aliran klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik dan Post Keynesian.
A.
ALIRAN KLASIK
Aliran
ini muncul pda akhir abad ke 18 dan awal abad 19 yaitu pada masa Revolusi
Industri yang merupakan awal dari perkembangan ekonomi. Menurut Kaum Klasik
pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah
penduduk. Pada awalnya kemajuan teknologi lebih cepat dari
pertambahan jumlah penduduk tetapi akhirnya yang terjadi adalah hal sebaliknya.
Akhir dari pacuan yang dimenangkan oleh pertambahan jumlah penduduk tersebut
menghasilkan kemandegan ekonomi.Tokoh-tokoh
Aliran Klasik tersebut antara adalah Adam Smith, David Ricardo dan Thomas
Robert Malthus yang masing-masing akan kita bahas berikut ini :
1.
ADAM SMITH
Adam
Smith adalah ahli Ekonomi Klasik yang paling terkemuka. Bukunya yang sangat
terkenal berjudul An Inquiry
into the Nature and Cause of the Wealth of Nations terbit tahun
1776. Ia meyakini berlakunya ”doktrin
hukum alam” dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang
paling tahu terhadap kepentingannya sendiri sehingga sebaiknya setiap orang
dibebaskan untuk mengejar kepentingannya demi keuntungannya sendiri. Ia
penganut faham perdagangan bebas dan penganjur kebijakan pasar bebas. Pasar persaingan sempurna adalah
mekanisme pencipta keseimbangan otomatis yang akan menciptakan
maksimisasi kesejahteraan ekonomi.Menurutnya terdapat tiga unsur pokok sistem
produksi, unsur-unsur tersebut adalah:
1.
sumber daya alam yang tersedia
2.
jumlah penduduk
3.
stok barang modal
Jumlah
sumber daya alam merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian.
Maksudnya jika sumber daya alam belum digunakan sepenuhnya, jumlah
penduduk dan stok modal yang ada memegang peranan dalam pertumbuhan
output. Tetapi pertumbuhan output akan berhenti jika semua sumber daya
alam telah digunakan secara penuh. Sedang sumber daya manusia mempunyai peran
yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Besarnya upah cenderung sama
dengan kebutuhan hidup minimum. Jika suatu saat tingkat upah diatas tingkat
kebutuhan minimum maka tenaga kerja akan meningkat, persaingan dalam mencari
kerja akan lebih tajam hal itu mendorong upah turun lagi sampai pada tingkat
upah yang sama dengan besarnya tingkat kebutuhan minimum. Hal ini akan
menyebabkan berkurangnya angkatan kerja sedangkan persaingan para
kapitalis dalam memperebutkan pekerja akan cenderung meningkatkan upah
Stok
modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output,
sedang jumlah dan pertumbuhan output tergantung pada pertumbuhan stok modal.
Pemupukan modal harus dilakukan sebelum pembagian kerja. Pemupukan modal adalah
syarat mutlak untuk pembangunan ekonomi. Pemupukan modal dilakukan dengan
cara menyisihkan pendapatan/ menabung.Hampir seluruh tabungan diperoleh
dari penanaman modal atau penyewaan tanah sehingga hanya kaum kapitalis dan tuan tanah yang mampu
menabung sedangkan kelompok pekerja tidak mampu menabung
Titik
awal teori pertumbuhan ekonominya adalah spesialisasi karena dengan
spesialisasi akan terjadi
(1)
peningkatan ketrampilan pekerja
(2)
penghematan waktu dalam memproduksi barang
(3)penemuan
mesin yang sangat menghemat tenaga. Penemuan mesin sangat erat kaitannya
dengan pemupukan modal. Teknologi baru akan akan melahirkan pembagian
kerja dan perluasan pasar..
Smith
juga meyakini bahwa dalam kondisi stasioner tingkat upah akan jatuh sampai ke
tingkat yang hanya cukup untuk hidup sedang dalam periode pemupukan modal yang
cepat tingkat upah naik melebihi tingkat kebutuhan hidup tersebut, selanjutnya
menurutnya yang merupakan agen pertumbuhan ekonomi adalah para petani, produsen
dan para pengusaha.
Proses
pertumbuhan bersifat menggumpal/ kumulatif. Bila timbul kemakmuran akibat
kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur dan perniagaan, kemakmuran
itu akan medorong pemupukan modal, kemajuan teknik, peningkatan jumlah
penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja dan peningkatan keuntungan secara
terus menerus.
Jumlah
penduduk
Pasar semakin
luas
spesialisasi
Tingkat
kegiatan ekonomi
Menurut
Smith, jika pembangunan sudah terjadi maka proses tersebut akan terjadi secara
kumulatif. Bila pasar berkembang, spesialisasi akan terjadi sehingga
meningkatkan produktifitas.Kenaikan pendapatan nasional karena perkembangan
tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa yang terjadi bersama-sama
dengan kenaikan dalam pendapatan nasional akan memperluas pasar dan menciptakan
tabungan yang lebih banyak. Spesialisasi yang lebih tinggi dan pasar yang
bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi sehingga
perkembangan ekonomi akan berlangsung dan pendapatan per kapita akan bertambah
tinggi.Pertumbuhan ekonomi terjadi melakui beberapa tahap yakni :
1.
masa beternak
2.
masa bercocok tanam
3.
perdagangan
4.
industri
Teori
Adam Smith tidak luput dari kelemahan, kelemahannya adalah sbb :
1.
Pembagian masyarakat yang dilakukannya terlalu lugas sehingga mengabaikan
peranan kelas menengah dalam memberikan daya dorong bagi pembangunan ekonomi.
2.
Alasan yang tidak adil bagi kegiatan menabung. Menurutnya yang dapat
menabung hanyalah tuan tanah, kapitalis dan lintah darat, padahal yang
sebenarnya golongan lain penerima pendapatan juga dapat melakukan kegiatan
menabung.
3.
Persaingan sempurna tidak terdapat di dunia nyata
4.
Mengabaikan peran wiraswasta
5.
Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner
2.
DAVID RICARDO
Tulisannya
yang terkenal berjudul The
Principles of Political Economy and Taxation yang terbit 1917.Teori
Ricardo didasarkan pada asumsi :
a.
Seluruh
tanah digunakan untuk produksi gandum
b.
Factor
produksi tanah berlaku law of diminishing return
c.
Persediaan
tanah tetap
d.
Permintaan
gandum bersifat inelastic
e.
Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variable
f.
Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu
g.
Buruh dibayar pada tingkat upah minimal
h.
Harga penawaran buruh tertentu dan tetap
i.
Permintaan buruh tergantung pada pemupukan modal
j.
Terdapat persaingan sempurna
k.
Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.
Menurutnya
terdapat 3 kelompok dalam perekonomian yaitu
1.
tuan tanah
2.
kapitalis
3.
buruh ,dengan demikian keseluruhan pendapatan nasional dibagikan pada 3
kelompok tersebut.
Pemupukan
modal merupakan keuntungan sebab keuntungan merupakan kekayaan yang disisihkan
untuk pembentukan modal sedangkan pemupukan modal itu sendiri tergantung pada
(a)
kemampuan untuk menabung
(b)
kemauan untuk menabung.
Kemampuan
menabung tergantung pada penghasilan bersih masyarakat,sedang penghasilan
bersih tergantung pada tingkat keuntungan dan kenaikan upah. Sumber lain
pemupukan modal adalah :
(a)
pajak ( sumber pemupukan modal di tangan pemerintah tetapi akan mengurangi
pemupukan modal yang dilakukan swasta sehingga Ricardo tidak
menyukai pajak),
(b)
tabungan
(c)
perdagangan bebas
Ada
kecenderungan alamiah bahwa tingkat keuntungan menurun akibat naiknya biaya
sewa tanah sehingga perekonomian negara pada akhirnya mencapai keadaan stasioner.
Keadaan stationer atau stationary
state adalah keadaan dimana tidak ada perkembangan
ekonomi sama sekali. Hal tersebut terjadi akibat perkembangan penduduk yang
cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga 2x lipat dalam satu
generasi sehingga akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang
lebih rendah. Pada tingkat ini pekerja akan menerima upah subsisten. Menurut
Ricardo proses pertumbuhan ekonomi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.
Pada mulanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative bayak sehingga
para pengusaha memperoleh keuntunganyang tinggi. Karena pembentukan modal
tergantung pada keuntungan maka laba tinggi menciptakan pembentukan modal yang
tinggi pula sehingga mengakibatkan kenaikan produksi dan permintaan tenaga
kerja
2.
Karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan meningkat maka upah naik yang
mendorong pertumbuhan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah
yang digunakan adalah tanah yang mutunya rendah sehingga marjinal produk
per pekerja semakin kecil karena semakin banyak pekerja yang digunakan. Hal
tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan dan menurunkan permintaan tenaga
kerja.
3.
Tingkat upah akan turun sampai tingkat upah subsisten dan kondisi mencapai
stationary
state
Adanya
kemajuan teknologi menurut Ricardo tetap tidak dapat menghalani terjadinya
stationary state tetapi hanya mampu mengundurkan masa terjadinya kedaan
stationary tersebut. Keadaan stationary hanya dapat dielakkan apabila tuan
tanah bersedia menggunakan sewa tanah yang diterima untuk pembentukan modal
Ada
beberapa pandangan kritis yang dikemukakan Ricardo yakni :
1.
Ia menekankan pentingnya pembangunan pertanian
2.
menekankan pentingnya peningkatan keuntungan untuk pemupukan modal
3.
menekankan pentingnya tabungan
4.
menekankan pentingnya perdagangan luar negeri untuk pemanfaatan sumber daya
secara optimum
5.
teorinya bersifat dinamis karena melihat pengaruh perubahan berbagai variable
dalam pembangunan ekonomi seperti jumlah penduduk, upah, sewa, keuntungan.
Selain
pandangannya yang kritis tentang pembangunan, teori Ricardo memiliki beberapa
kelemahan yaitu:
1.
Mengabaikan pengaruh teknologi dalam mengarasi masalah diminishing return
2.
tidak ada keadaan stasioner dengan keuntungan yang meningkat, produksi
meningkat dan terjadi pemupukan modal
3.
menganggap upah yang tidak akan meningkat karena pertambahan jumlah
penduduk
4.
kebijakan pasar bebas yang tidak pernah ada dalam realita
5.
mengabaikan factor kelembagaan
6.
tanah juga memproduksi selain gandum
7.
menganggap modal dan buruh adalah koefisien yang tetap padahal keduanya
adalah variable bebas
8.
mengabaikan tingkat suku bunga
3.
THOMAS ROBERT MALTHUS
Thomas
Robert Malthus berpendapat bahwa proses pembangunan tidak terjadi dengan
sendirinya tetapi memerlukan usaha yang konsisten dari rakyat. Dia tidak
memberikan gambaran adanya gerakan menuju keadaan stasioner tetapi yang
ditekankannya adalah bahwa perekonomian terlebih dahulu akan
mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi
dari pembangunan. Menurutnya pula proses pembangunan adalah suatu proses naik
turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas
ekonomi.Pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan
ekomi, malahan pertumbuhan penduduk adalah adalah akibat dari proses
pembangunan. Pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila
pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif.
Proses
akumulasi modal merupakan factor paling penting bagi pembangunan ekonomi.
Sumber akumulasi modal adalah laba yang berasal dari tabungan para pemilik
modal dan bukannya berasal dari pengurangan pengeluaran pada barang-barang
mewah— jika pengeluaran untuk konsumsi dikurangi justru perekonomian akan
lamban.
Malhus
menolak huku Say karena menurutnya tidak seluruhnya benar bahwa komoditi selalu
dipertukarkan dengan komoditi karena pada kenyataannya komoditi dalam
jumlah yang besar dipertukarkan secara langsung dengan tenaga kerja daripada
dengan komoditi. Dengan demikian ada kelebihan penawaran komoditi di pasar
dibanding dengan permintaan. Selain itu ia yakin bahwa penawaran buruh dalam
jangka pendek sangat tidak elastis.
Malthus
memiliki beberapa saran saran untuk pembangunan ekonomi, saran-saran
tersebut adalah :
1.
harus adnya pertumbuhan berimbang antara sector pertanian dan sector
industri
2.
Harus adanya upaya untuk menaikkan permintaan efektif dengan cara
pendistribusian kesejahteraan dan pemilikan tanah secara lebih adil
3.
Perlunya melakukan perluasan perdagangan internal dan eksternal.
Ada
beberapa kelemahan yang dimiliki oleh teori Malthus
1.
Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal karena pada kenyataannya
konsumsi rendah bukanlah suatu gejala tetap namun hanya sementara.
2.
Pandangan negative terhadap akumulasi modal. Menurut kenyataan akumulasi modal tidak
menyebabkan berkurangnya permintaan atas barang-barang konsumen dan
turunnya laba.
4.
ARTHUR LEWIS
Teorinya
didasarkan pada anggapan adanya penawaran buruh yang tidak terbatas di
negara terbelakang dengan upah subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung
bila modal terakumulasi akibat peralihan buruh surplus dari sector subsisten ke
sector kapitalis. Pembentukan modal tergantung pada surplus kapitalis.Surplus
ini diinvestasikan kembali pada aktiva kapitalis baru. Pembentukan modal
berlangsung dan lebih banyak orang dipekerjakan dari sector subsisten. Proses
tersebut akan berlangsung sampai rasio buruh modal naik dan penawaran buruh
menjadi tidak elastis. Pokok masalahnya adalah bagaimana proses pertumbuhan
terjadi dalam perekonomian dua sector yaitu :
รผ
Sector tradisional dengan produktifitas rendah dan sumber tenaga kerja yang
melimpah
รผ
Sector modern dengan produktifitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi modal.
รผ
Pembentukan modal bergantung pada surplus capital ( modal dibentuk dari
laba yang dihasilkan oleh para kapitalis)
Menurutnya
proses pertumbuhan ekonomi akan berakhir jika:
รผ
Akibat pembentukan modal tidak ada lagi surplus buruh yang tersisa
รผ
Sector kapitalis berkembang begitu cepat sehingga mengurangi secara
absolute penduduk di sector subsisten,
Beberapa
keterbatasan teori Lewis
รผ
Tidak semua negara terbelakang mempunyai penawaran buruh yang tidak terbatas
รผ
Tingkat upah di sector kapitalis tidak konstan padahal dalam kenyataannya
tingkat upah sector industri di negara terbelakang terus naik sepanjang waktu
walaupun terdapat pengangguran terbuka di sector pedesaan
รผ
Buruh terampil bukan kesulitan sementara
รผ
Proses multiplikasi tidak berlangsung di negara terbelakang karena proses
pembentukan modal akan berhenti sebelum seluruh surplus buruh terserap.
รผ
Mengabaikan permintaan total karena anggapannya bahwa sector subsiten
konsumsinya sangat sedikit
รผ
Mobilitas buruh tidaklah mudah
รผ
Kelompok berpendapatan rendah juga menabung
.
B.
KARL MARX
Karl
Marx lahir pada thaun 1818 di Kota Trier JermanPemikiran Marx sangat
dipengaruhi oleh Darwin dan menggunakan gagasan ini untuk menjelaskan proses
dialektik sejarah. Menurut Marx, masyarakat menempuh tahapan-tahapan yang
berbeda dalam sejarah dan yang menenukan tahapan-tahapan tersebut adalah
perubahan dalam sarana produksi dan hubungan-hubungan produksi.
Menurutnya
berdasarkan sejarah, perkembangan masyarakat melalui 5 tahap :
1.
Masayarakat kumunal
primitive, yang masih menggunakan alat-alat produksi sederhana
yang merupakan milik kumunal. Tidak ada surplus produksi di atas konsumsi.
2.
Masyarakat perbudakan,
adanya hubungan antar pemilik factor produksi dan orang-orang yang hanya
bekerja untuk mereka. Para budak diberi upah sangat minim Mulai ada
spesialisasi untuk bidang pertanian, kerajinan tangan dsb. Karena
murahnya harga buruh maka minat pemilik factor produksi untuk memperbaiki
alat-alat yang dimilikinya rendah. Buruh makin lama sadar dengan
kesewenang-wenangan yang dialaminya sehingga menimbulkan perselisihan antara
dua kelompok tersebut.
3.
Masyarakat fiodal,
kaum bangsawan memiliki factor produksi utama yaitu tanah.. Para petani
kebanyakan adalah budak yang dibebaskan dan mereka mengerjakan dahulu tanah
milik bangsawan. Hubungan ini mendorong adanya perbaikan alat produksi terutama
di sector pertanian. Kepentingan dua kelas tersebut berbeda, para feodal lebih
memikirkan keuntungan saja dan kemudian mendirikan pabrik-pabrik. Banyak timbul
pedagang-pedagang baru yang didukung raja yang kemudian membutuhkan pasar
yang lebih luas. Perkembangan ini menyebakan timbulnya alat produksi kapitalis
dan menghendaki hapusnya system fiodal. Kelas borjuis yang memilki alat-alat
produksi menghendaki pasaran buruh yang bebas dan hapusnya tariff serta
rintangan lain dalam perdagangan yang diciptakan kaum fiodal sehingga kemudian
masyarakat tidak lagi munyukai system ini
4.
Masyarakat kapitalis,
hubungan produksinya didasarkan pada pemilikan individu masing-masing kapitalis
terhadap alat-alat produksi. Kelas kapitalis mempekerjakan buruh . Keuntungan
kapitalis membesar yang memungkinkan berkembangnya alat-alat produksi.
Perubahan alat yang mengubah cara produksi selanjutnya menyebabkan perubahan
kehidupan ekonomi masyarakat. Perbedaan kepentingan antara kaum kapitalis dan
buruh semakin meningkat dan mengakibatkan perjuangan kelas
5.
Masyarakat sosialis,
kepemilikan alat produksi didasarkan atas hak milik sosial. Hubungan produksi
merupakan hubungan kerjasama dan saling membantu diantara buruh yang bebas unsur
eksploitasi. Tidak ada lagi kelas-kelas dalam masyarakat.
Marx
meramalkan keruntuhan system kapitalis. Menurutnya runtuhnya kapitalisme terjadi
karena adanya
1.
Konsentrasi , penggabungan perusahaan-perusahaan agar tidak bangkrut karena
persaingan dalam masyarakat kapitalis
2.
Akumulasi yang menyebabkan perbedaan kaya miskin semakin lebar
3.
Kesengsaraan, karena kemiskinan semain luas
Akibat
hal di atas daya beli masyarakat terus merosot yang mengakibatkan over
produksi, harga barang merosot, produksi ditahan, banyak pabrik yang ditutup
sehingga terjadilah krisis
Menurut
Karl Marx masyarakt menempuh tahapan-tahapan yang berbeda dalam sejarah dan
yang menentukan tahap-tahap tersebut adalah perubahan dalam sarana produksi dan
juga hubungan-hubungan produksi yang telah dijelaskan di atas,namun sejarah
telah membuktikan bahwa periode evolusi yang dikemukakan oleh Mrx ternyata
keliru. Tidak ada masa dalam sejarah masyarakat yang melalui tahapan evolusi
sebagaimana yang dikemukakan Marx. Sebaliknya sebagaimana system yang
diyakini oleh Marx terjadi melalui serangkaian tahapan tertentu, malah
dapat terjadi dalam waktu bersamaan dan dalam masyarakat yang sama pula di saat
satu wilayah dari suatu Negara sedang mengalami system yang menyerupai masyarakat
fiodal, system kapitalis berlaku di wilayah lainnya dalam Negara yang sama.
Jadi pernyataan bahwa tahapan dari satu system ke system berikutnya mengiuti
pola evolusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Marx dan teori evolusi tidak
dapat dibuktikan sama sekali.
C.
NEO KLASIK
Teori
ini berkembang pada pertengahan tahun 1950 an. Analisis pertumbuhan
ekonominya didasarkan pada pandangan-pandangan ahli ekonomi klasik. Perintis
teori ini adalah Robert Solow dan travor Swan. Pendapatnya mengenai
perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :
รผ
Adanya akumulasi capital merupakan factor penting dalam perkembangan
ekonomi
รผ
Perkembangan tersebut merupakan proses yang gradual
รผ
Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif
รผ
Merupakan aliran yang optimis terhadap perkembangan ekonomi
รผ
Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut
Menurut
teori ini tingkat bunga dan tingkat pendapatan akan menentukan tingginya
tingkat tabungan.Pada suatu tingkat
teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan investasi, jika kesempatan
untuk investasi bertambah ( misalnya karena kemajuan teknologi), tambahnya
permintaan untuk investasi menyebabkan tingkat bunga naik yang selanjutnya
meningkatkan jumlah tabungan. Adanya kenaikan investasi tersebut menyebabkan
harga-harga barang naik.
Kenaikan
harga-harga dan tingkat bunga menyebabkan investasi terbatas hanya pada
proyek-proyek dengan tingkat keuntungan terbesar dan akhirnya permintaan
investasi berkurang sehingga tingkat bunga dan harga barang capital turun
kembali. Jika tingkat bunga sangat rendah sedemikian rupa maka tidak ada
orang yang mau menabungJika keadaan tersebut terjadi maka akumulasi capital
berakhir dan perekonoian mengalami keadaan yang statis.Agar
tidak mengalami hal tersebut maka kondisi full employment harus tetap dijaga
dengan mengadakan proyek-proyek pekerjaan umum.
Kemajuan
teknologi (penemuan-penemuan baru yang mengurangi penggunaan tenaga
buruh) juga merupakan pendorong kenaikan pendapatan
nasional
Mereka
yakin bahwa manusia mampu untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan akibat
habisnya sumber daya alam.Hal lain lagi
yang dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan untuk
menabung. Kalau tidak ada tabungan, kemajuan teknologi yang baru belum dapat
digunakan.
Menurut
Neo Klasik, tingkatan perkembangan ekonomi yang dialami suatu negara melalui
beberapa tahap :
รผ
Mula-mula negara meminjam capital dan disebut sebagai debitur yang belum mapan
รผ
Setelah dapat menghasilkan dengan capital pinjaman tersebut, negara itu
membayar deviden dan bunga atas pinjaman yang dilakukan. Pada tingkat ini belum
dibayar pokok pinjaman capital
รผ
Setelah penghasilan meningkat terus, sebagian penghasilan digunakan untuk
melunasi hutang dan sebagian dipinjamkan ke negara lain yang membutuhkan..
Negara berada dalam tingkat debitur yang sudah mapan ( mature debtor)
รผ
Negara dapat menerima bunga dan deviden lebih besar daripada yang dibayar, jadi
ada surplus. Dengan kata lain hutangnya semakin sedikit dan piutangnya semakin
besar. Negara tersebut sampai pada tingkatan kreditur yang belum mapan (
immature creditor)
รผ
Negara melulu hanya menerima deviden dan bunga dari negara lain. Negara sampai
pada tingkat kreditur yang sudah mapan ( mature creditor)
D.
SCHUMPETER
Teori
Schumpeter pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada
tahun 1911 yang kemudian dikemukakan pada tahun 1934 dalam bahasa Inggris
dengan judul The Theory of
Economic Development . Kemudian Schumpetr menggambarkan teorinya
lebih lanjut tentang proses pembangunan dan factor utama yang menentukan
pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 yang berjudul Business Cycle.
Teori
Schumpeter digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan Klasik, namun dari kesimpulan-kesimpulannya,
khususnya mengenai prospek perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian
kapitalis,Schumpeter lebih dekat dengan para ekonom modern. Ia optimis bahwa
dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak dapat ditingkatkan terus
sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut.
Ia
tidak terlalu menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk dan aspek
keterbatasan SDA dalam proses pertumbuhan ekonomi karena menurutnya motor
penggerak perkembangan ekonomi adalah inovasi sedang pelakunya adalah
wiraswastawa Menurutnya kemajuan ekonomi adalah peningkatan output total
masyarakat.
Ia
membedakan pengertian antara pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi timbul karena factor-faktor yang bersifat rutin yakni
pertumbuhan penduduk dan akumulasi capital yang berasal dari tabungan rutin
masyarakat sedang Perkembangan
ekonomi atau development adalah kenaikan output yang disebabkan karena inovasi.
Menurutnya yang lebih menarik adalah kenaikan output yang
bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi berawal dari suatu
lingkungan social, politik dan teknologi yang menunjang kreatifitas para
wiraswastawan.
Inovasi
adalah penerapan pengetahuan teknologi di dunia ekonomi, inovasi oleh
wiraswastawan akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya yang akan
menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal dan ini merupakan rangsangan
bagi calon innovator. Inovasi itu sendiri memiliki 3 pengaruh yaitu :
1.diperkenalkannya
teknologi baru
2.menimbulkan
keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting untuk akumulasi capital
3.timbulnya
proses imitasi.
Sedang
proses imitasi mempunyai pengaruh berupa:
1.
menurunnya keuntungan monopolis
2.
penyebaran teknologi baru dalam masyarakat
Gambar
2.1
Model
Schumpeter
DEVELOPMENT
Lingkungan
social, politik dan teknologi
Yang
menunjang inovasi
|
Ada
bermacam-macam inovasi menurut schumpeter:
1.
diperkenalkannya produk baru
2.
diperkenlkannya cara produksi baru
3.
pembukaan daerah-daerah baru
4.
penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5.
perubahan organisasi industri yang meningkatkan efisiensi industri.
Apa
syarat- syarat terjadinya inovasi ?
1.
tersediannya calon innovator di masyarakat
2.
adanya lingkungan sosial, politik, teknologi yang mendukung. ( system kapitalis
dan kebebasan berusaha serta dukungan lembaga sospol yang sesuai )
Disamping
itu harus terdapat pula 2 faktor lain yang menunjang terlaksananya inovasi
tersebut, yaitu:
1.tersedianya
cadangan atau suplai ide-ide baru secara cukup
2.Adanya
system perkreditan yang bisa menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk
merealisasi ide-ide tersebut.
Inovator
adalah orang-orang yang benar-benar berkecimpung dalam dunia usaha dan punya
semangat berani mencoba menterjemahkan ide-ide baru baru menjadi kenyataan.
Mereka biasanya bukan orang-orang yang menemukan teori baru atau ide baru
tetapi mereka adalah yang bisa membuat ide-ide tersebut menjadi bagian dari
kehidupan ekonomi masyarakat.Salah satu
ciri innovator adalah berani mengambil resiko.Mereka berani mengambil resiko
karena: kemungkinan adanya keuntungan monopolis, adanya semangat untuk
mengalahkan persaingan.
System
kredit merupakan factor penunjang inovasi ( para investor dapat mendapat
kesempatan lebih leluasa dalam mewujudkan idenya).
Menurutnya
dalam jangka panjang system kapitalis akan runtuh karena terjadinya
transformasi gradual di dalam system tersebut menuju ke arah yang lebih
sosialistis.Kapitalistis akan berubah justru karena kesuksesannya dalam
mencapai kemakmuran.Dengan makin makmurnya masyarakat akan terjadi perubahan
kelembagaan dan pandangan masyarakat yang menjauhi system kapitalis asli karena
makin meluasnya system tunjangan sosial bagi penganggur, orang tua dll. Dengan
kata lain Scumpeter mengatakan bahwa sumber
kemajuan ekonomi adalah daya kreasi manusia sebagai pelaku-pelakunnya dan bukan
sekedar akumulasi capital atau pertumbuhan penduduk. Karena
kreasi manusia merupkan factor sentral dalam proses kemajuan ekonomi.
Salah
satu kendala yang dihadapi negara-negara berkembang adalah sangat
langkanya calon-calon innovator dan belum adanya lingkungan yang menunjang
inovasi, sehinga hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah
melakukan pembaharuan kelembagaan social politik dalam rangka mengembangkan
lingkungan yang subur bagi kegiatan inovasi. Schumpeter percaya bahwa
pertumbuhan ekonomi melalui jalur kapitalisme akan membawa kemakmuran bagi
rakyat banyak tanpa perlu campur tangan yang berifat fundamental dari
pemerintah. Pemerintah cukup menyediakan lingkungan yang menunjang inovasi dan
system ekonomi itu sendiri akan membawa kemakmuran yang cukup merata.
E.
HARRD - DOMAR
Model
teori ekonomi pembangunan ini diperkenalkan oleh Sir Roy F. Harrod ( 1900-
1978) dan Evsey Domar ( 1914 - 1997). Model ini dibangun berdasarkan pengalaman
negara maju. Teori nya menelaah persyaratan pertumbuhan mantap( steady growth) yaitu pertumbuhan yang
selalu menciptakan penggunaan barang-barang modal secara penuh
Teori
ini memberi peran kunci pada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi
terutama tentang watak ganda investasi yaitu
(a)
menciptakan pendapatan/ menambah permintaan efektif masyarakat
(b)memperbesar
kapasitas produksi / menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan
barang.
H-D
sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional
bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas produksi tetapi oleh kenaikan
pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas produksi bertambah,
pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi tercipta bila
pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan dibanding dengan masa sebelumnya.
Berbagai
asumsi yang dipakai oleh teori ini adalah:
รผ
Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
dan barang-barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
รผ
Tidak ada campur tangan pemerintah
รผ
Bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri
รผ
Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya pendapatan nasional
dan keadaan ini berarti fungsi tabungan dimulai dari titik 0
รผ
Kecondongan marginal menabung besarnya tetap, demikian juga perbandingan antara
modal dengan jumlah produksi
รผ
Tidak ada penyusutan barang modal yang dapat dipakai seumur hidup
รผ
Tingkat harga umum konstan yaitu upah uang sama dengan tingkat pendapatan nyata
รผ
Tidak ada perubahan suku bunga
รผ
Ada proporsi yang tetap antara modal dan buruh dalam proses produksi
รผ
Modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi modal
รผ
Dalam perekonomian hanya terdapat satu jenis produk
Jika
rasio modal-output (capital
output ratio) adalah k dan s adalah rasio tabungan nasional ( national saving ratio)
yang merupakan persentase dari output nasional yang ditabung dan
bahwa jumlahinvestasi baru ditentukan oleh jumlah tabungan total, S, maka model
pertumbuhan ekonominya menjadi sbb:
1.
Jika s adalah MPC maka
S
= s Y ……………………………………………………….…………………….2.1
2.
Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal (K) yang dapat
diwakili oleh ฮK, sehigga dapat ditulis persamaan sederhana yang kedua sebagai
berikut:
I
= ฮK ………………………………………………………………………………2.2
Akan
tetapi karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan jumlah
pendapatan nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio modal
output k maka
K
= k ……………………………………………………………………………….2.3
Y
Atau
∆K
= k …………………………………………………………………..………….2.4
∆Y
Atau
akhirnya
∆K=
k ∆Y ……………………………………………………………………….…2.5
3.
Terakhir, mengingat jumlah keseluruhan dari tabungan nasional(S) harus
samadengan keseluruhan investasi (I) maka persamaan berikutnya dapat ditulis
sebagai berikut :
S
= I………………………………………………………………………………..2.6
Dari
persamaan 2.1. diketahui bahwa S = s Y dan dari persamaan 2.2 dan
persamaan 2.5 kita telah mengetahubahwasannya :
I
= ∆K = k ∆Y
Dengan
demikian, identitas tabungan yang merupakan persamaan modal dalam persamaan 2.6
adalah sebagai berikut
S
= sY = k ∆Y = ∆K = I
Atau
bila diringkas menjadi
sY
= k ∆Y ………………………………………………………………………..2.7
Selanjutnya,apabila
kedua sisi persamaan 2.7 dibagi mula-mula dengan Y dan kemudian dengan k, maka
akan didapat :
∆K
= s = pertumbuhan ekonomi
∆Y
k
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi akan
secara langsung atau secara ‘positif ‘ berbanding lurus dengan rasio tabungan(
yakni semakin banyak bagian GNP yang ditabung dan diinvestasikan maka pada
akhirnya nanti akan lebih besar lagi pertumbuhan eknomi yang dihasilkan) dan
secara “ negative” atau berbanding terbalik terhadap rasio modal-output dari
suatu perekonomian ( yakni semakin besar rasio modal output nasonal, atau k,
maka tingkat pertumbuhan ekonomi semakin rendah).
Kendala
dari penerapan teori ini di Negara berkembang adalah keterbatasan peluang
untuk pembentukan modal baru. Oleh karena itulah maka pemikiran inti “ kendala
modal” dijadikan alat pembenaran dan dimanfaatkan untuk mengabsahkan
pengaliran modal dan bantuan teknis secara besar-besaran dari negaranegara maju
ke sejumlah Negara berkembang.
F.
ROSTOW
Teori
WW. Rostow pada mulanya merupakan artikel yang dimuat dalam Economic
Journal ( Maret 2006) dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang
berjudul The Stages of Economic Growth ( 1960).Rostow menggunakan pendekatan
sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi.Menurutnya ada lima tahap
pertumbuhan ekonomi
1.
masyarakat tradisional,
struktur sosial masyarakat berjenjang, hubungan darah dan keluarga adalah
sangat penting. Kekuasaan politik di tangan bangsawan pemilik tanah yang
didukung serdadu dan pegawai negeri. Penduduk bekerja di sector pertanian
2.
Prasyarat tinggal
landas,
รผ
Muncul manusia-manusia baru yang mau bekerja keras
รผ
Mereka menggalakkan tabungan dan mau mengambil resiko
รผ
Muncul bank dan lembaga keuangan
รผ
Investasi meningkat
รผ
Jangkauan perdagangan makin luas
3.
Tinggal landas
Syaratnya
adalah :
รผ
Terdapat kenaikan laju investasi produktif
รผ
Berkembangnya salah satu atau beberapa sector manufaktur penting dengan laju
pertumbuhan tinggi, hal tersebut tergantung pada 4 faktor dasar yaitu
o
Adanya kenaikan permintaan efektif
o
Adanya pengenalan fungsi produksi baru
o
Adanya keuntungan investasi dan modal lebih dahulu yang memadai
o
Sector penting harus mendorong perluasan output sector lain melalui
transformasi teknik.
รผ
Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial dan organisasi yang menampung
hasrat ekspansi sector modern dan memberi daya dorong pada pertumbuhan . Syarat
pentingnya adalah kemampuan perekonomian untuk menggalakkan tabungan lebih
besar dari pertambahan pendapatan untuk meningkatkan permintaan efektif dan
kemampuan untuk menciptakan ekonomi eksternal melalui ekspansi sector-sektor
penting.
4.
Dewasa
รผ
Merupakan tahap ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serentetan
teknologi modern terhadap seluruh sumber daya mereka.
รผ
3 perubahan penting yang terjadi pada tahap kedewasaan teknologi :
1.
sifat
tenaga kerja berubah menjadi terdidik. Orang lebih senang tinggal di kota, upah
nyata meningkat, para pekerja mengorganisasi diri untuk memperoleh jaminan sosial
dan ekonomi yang lebih besar
2.
watak
para pengusaha berubah, dari pekerja kasar berubah menjadi manajer yang halus
dan sopan
3.
masyarakat
bosan pada industrialisasi dan menginginkan sesuatu yang baru menuju perubahan
lebih jauh
5.
Masa Konsumsi Massal
รผ
migrsai ke pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas
รผ
perhatian masyarakat beralih dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi
รผ
3 kekuatan pendorong :
1.
kebijakan nasional untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh ke dunia
internasional
2.
keinginan memiliki satu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan
melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial dan fasilitas hiburan untuk
pekerja.
3.
keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sector penting.
Berbagai
kritik terhadap teori pertumbuhan Rostow
1.
Masyarakat tradisional tidak perlu bagi perkembangan beberapa bangsa
seperti AS, Australia. Mereka tidak pernah melalui masa tradisional
karena mereka mewarisi pra kondisi di Inggris yaitu negara yang nyata-nyata
sudah maju.
2.
kondisi pra tinggal landas tidak mendahului kondisi tinggal landas
3.
Adanya tumpang tindih tahapan
Kritik
terhadap tahapan tinggal landas
https://resum.wordpress.com/2010/12/24/teori-teori-pembangunan/
Teori Pembangunan
Teori Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain teori modernisasi,
dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari ketiga teori tersebut
pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog sebagai implementasi dari teori pembangunan.
tiga teori pembangunan tersebut antara lain adalah:
a. TEORI MODERNISASI
Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa
negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat
tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara
modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber
perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri (internal
resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan sebagai
proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan
nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan
nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi
melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di
dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dsb.
Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
- Modernisasi merupakan proses bertahap.
- Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
- Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.
- Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
- Modernisasi merupakan perubahan progresif
- Modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh teori modernisasi:
1. Harrod-Domar
Bependapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya
merupakan masalah menambahkan investasi modal. Prinsip dasar : kekurangan
modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan.
2. Walt
.W. Rostow
Teori Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of
growth- models) proses pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni
masyarakat yang terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai
berikut:
- Masyarakat Tradisional รจ masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih belum banyak dikuasai.
- Prakondisi untuk Lepas Landas รจ masyarakat tradisional terus bergerak walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan u/ meningkatkan tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2 produktif yang menguntungkan. Misal Pendidikan
- Lepas Landas รจ ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5%-10 %.
- Bergerak ke Kedewasaan รจ teknologi diadopsi secara meluas.
- Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi รจ Pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan
3. David
McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses
pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara
pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak di
lingkungan keluarga.
4. Max Weber
Hasil analisis: salah satu penyebab utamanya adalah
“Etika Protestan”. Etika Protestan:
- Lahir melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
- Keberhasilan kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
- Berdasarkan kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yg diberi nama “etika protestan”.
5. Bert
F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan
Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan
maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam
bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6. Alex Inkeles & David
H. Smith
Ciri-ciri manusia modern:
�� Keterbukaan
thd pengalaman dan ide baru
�� Berorientasi
ke masa sekarang dan masa depan
�� Punya
kesanggupan merencanakan
�� Percaya
bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi
dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi
dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun
baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan
Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
b. TEORI DEPENDENSI
Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara Dunia Ketiga. Munculnya teori dependensi lebih
merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang
didominasi oleh teori modernisasi. Teori ini mencermati hubungan dan
keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan
yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan
Dunia Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia
Ketiga dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara
pinggiran ke negara sentral.
Teori ini
berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah satu
kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori ketergantungan
yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal Raul Prebiesch
dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis tentang cara produksi
Asia yaitu, Paul Baran.
- Raul Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
- Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada 2 tokoh yang membahas dan menjabarkan
pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
- Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
- Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:
a.Ketergantungan
Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan Finansial- Industri: pengendalian
dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan Teknologis-Industrial: penguasaan
terhadap surplus industri dilakukan melalui monopoli teknologi industri.
c. TEORI SISTEM DUNIA
teori sistem dunia yang dikemukakan
oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini
dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara
menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh
dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini
berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi
kapitalis yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah
sistem ekonomi kapitalis.
Menurut Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi
ke dalam tiga jenis, yaitu
- negara core atau pusat, รจ mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
- semi-periferi atau setengah pinggiran รจ mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksploitir
- negara periferi atau pinggiran.
menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,”
misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian
menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini
ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan
Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun
kemudian Amerika Serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring
hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.
Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi
terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
- Kenaikan kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi negara setengah pinggiran.
- Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
- Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya. Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak, mungkin dapat saja gagal.
Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia
Elemen Perbandingan
|
Teori
Dependensi
|
Teori
Sistem Dunia
|
Unit Analisis
|
Negara-Bangsa
|
Sistem dunia
|
Metode Kajian
|
Historis struktural
|
Dinamika sejarah dunia
|
Struktur Teori
|
Dua kutub
(sental-pinggiran)
|
Tiga kutub
(sentral-semi pinggiran-pinggiran)
|
Arah Pembangunan
|
Deterministik
|
Peluang terjadinya mobilitas
|
Arena Kajian
|
Negara pinggiran
|
Negara pinggiran, negara semi pinggiran dan
sistem ekonomi dunia
|
http://mbem25.blogspot.com/2012/06/teori-pembangunan.html
- Log In
- Sign Up
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI
Uploaded by
Edi
Muhamad
- 6,637
Ikhtisar
analisa Harrod dan Domar (roy Harrod dan Evsey Domar) a. Investasi adalah pusat
dari persoalan pertumbuhan yang mantap sebab proses investasi mempunyai dua
sifat yaitu menciptakan pendapatan dan menaikkan kapasitas produksi dalam
perekonomian. b. Naiknya kapasitas produksi dapat menghasilkan
out-put yang lebih banyak. c. Laju pertumbuhan yang sebenarnya (actual rate of
growth) dapat berbeda dengan laju pertumbuhan yang mantap (waranted rate
of growth). Bila laju pertumbuhan yang sebenarnya lebih besar daripada laju
pertumbuhan yang mantap akan cenderung terjadi inflasi. Sebaliknya bila laju
pertumbuhan sebenarnya lebih kecil dari pada laju peertumbuhan mantap
akan cenderung terjadi deflasi. 4. Kelemahan teori Harrod-Domar Teori ini
berdasarkan pada anggapan yang sukar. Faktor-faktor penting seperti hasrat
menabung dan ratio kapital dan output dianggap tetap, sedangkan pada
kenyataannya faktor-faktor tersebut berubah syarat-syarat yang
dibutuhkan, untuk adanya pertumbuhan yang mantap. 5. Teori Stagnasi Sekuler
(Secular Stagnation) Stagnasi sekuler menunjukkan suatu fase perkembangan
kapitalis yang telah masuk dimana tabungan bersih pada pengerjaan penuh
cenderung bertambah. Investasi bersih pada pengerjaan penuh cenderung
menurun. Permintaan total tertinggal dibanding penawaran total sebab stagnasi
dirumuskan dalam 3 golongan: a. Menitik beratkan pada faktor-faktor eksogen,
seperti tegnologi, perkembangan penduduk, pembukaan dan perkembangan
daerah baru. b. Menitik beratkan pada perubahan-perubahan dasar dalam
lembaga-lembaga sosial, seperti meningkatnya pengawasan pemerintah terhadap
perusahaan-perusahaan dan perkembangan dalam organisasi buruh. c. Menitik
beratkan pada faktor-faktor endogen, seperti perkembangan persaingan dan
konsentrasi industri.
Sebab-sebab
Stagnasi (menurut A. Hansen) a. Faktor eksogen, menyatakan bahwa perkembangan
yang cepat dari penduduk, pembukuan daerah baru dan kemajuan tegnologi akan
mendorong investasi dan menaikkan pendapatan. Sebaliknya pendapatan berkurang
akan mengalami pengangguran. b. Perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga
sosial Perubahan-perubahan lembaga-lembaga sosial dan faktor-faktor endogen
dalam perkembangan kapitalis dapat membantu teori stagnasi itu. c. Peranan
faktor endogen Pandangan ke tiga dari stagnasi
ini menunjukkan pada perubahan struktural dalam faktor-faktor endogen yang mengembangkan monopoli dan oligopoli. Domar
menekankan bahwa monopoli dapat menghambat investasi dengan dihalang-halangi
penerapan investasi yang baru. Selanjutnya, inovasi menyebabkan hilangnya
kepentingan-kepentingan yang telah ada. Berdasarkan kelemahan teori Harrod dan
Domar, mengundang para ekjonom untuk lebih menyempurnakan dengan memasukkan
variabel lain yaitu unsur-unsur faktor produksi. Dimana dikemukakan oleh Neo
Klasik, yaiti:
Jika
perkembangan tenaga kerja lebih cepat dari pada kapital, maka akan terjadi upah
akan turun relatif terhadap suku bunga.
Jika
kapital lebih besar daripada tenaga kerja, maka upah relatif lebih tnggi
daripada tngkat bunga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
pemikiran para ekomon dalam teori-teorinya maka dapat dikemukakansebagai
berikut. Klasik: Adam Smith menunjukkan pentingnya faktor
Divition
of labour
(pembagian
tenaga kerja atau spesialisasi)
dalam pengembangan ekonomi. D.
Ricardo, menunjukkan pentingnya
faktor tanah.Thomas Robert Malthus menunjukkan pentingnya faktor pertambahan
penduduk, dan pengaruh terhadap penambahan jumlah permintaan. Sedangkan
Karl Marx, menunjukkan pentingnya tersedia adanya nilai lebih (
surplus
value
)
bagi perkembangan ekonomi. Post Keynesia, khususnya Roy Harrod dan Evsey Domar
mengemukakan pentingnya peranan kapital di mana investasi lebih penting
untuk perkembangan ekonomi, sedang Neo Klasik melihat peranan dari teknologi.
Schumpeter, dalam masalah perkembangan ekonomi ini melihat pentingnya para
entrepreneur
.
Apabila
entrepreneur
banyak
tersedia, maka perkembangan ekonomi akan dapat tercapai dengan pesat.
Dari teori-teori tersebut, akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebetulnya
pertumbuhan ekonomi itu tidak hanya tergantung pada satu faktor, tetapi
bergantung pada semua faktor. Y = f
(L, K, R, T, dan S), S yaitu faktor sosial (
social
climate
)
L.K =
direct
input
R,T,S
=
indirect
input
L
=
labour
K
=
capital
/
modal R =
resources
/
sumber alam T =
technological
skill
S
=
social
climate
/
faktor social
1.
B. SARAN
Menurut
kami, bahwa untuk meningkatkan pengembangan ekonomi perlu memperhatikan
faktor-faktornya secara seimbang, karena antara faktor yang satu dengan yang
lain saling berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan
dan Suparmoko.2002.
Ekonomika
Pembangunan
.Yogyakarta:BPTE
Yogyakarta Martono, trisno.2008.
Ekonomi
Pembangunan
.Surakarta:UNS
Press
http://www.academia.edu/6689348/TEORI-TEORI_PEMBANGUNAN_EKONOMI
Tags : Jurnal Sosiologi